BI Catat Neraca Pembayaran RI Surplus US$ 8,6 Miliar di Q4-2023

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
Kamis, 22/02/2024 10:17 WIB
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2023 membaik. NPI pada triwulan IV-2023 mengalami surplus US$ 8,6 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan surplus ini meningkat signifikan dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang mencatat defisit US$ 1,5 miliar.

"Surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang tetap rendah," tegas Erwin dalam siaran pers, Kamis (22/2/2024).


Sementara itu, transaksi berjalan mencatat defisit rendah didukung oleh perbaikan permintaan dan harga komoditas global di tengah peningkatan ekonomi domestik.

Erwin menegaskan transaksi berjalan mencatat defisit US$ 1,3 miliar (0,4% dari PDB), sedikit meningkat dibandingkan dengan defisit US$ 1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada triwulan sebelumnya.

"Kinerja transaksi berjalan yang terjaga tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan barang yang meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor barang sejalan dengan perbaikan permintaan global dan harga komoditas," paparnya.

Di sisi lain, impor barang juga meningkat sejalan dengan naiknya kebutuhan masyarakat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Selain itu, defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer juga tercatat lebih tinggi, sejalan dengan peningkatan aktivitas domestik dan pola pembayaran bunga pada periode laporan.

Kinerja transaksi modal dan finansial meningkat sejalan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Transaksi modal dan finansial mencatat perbaikan signifikan, dari defisit US$ 100 juta pada triwulan III 2023 menjadi surplus US$9,8 miliar pada triwulan IV-2023.

Erwin mengungkapkan kinerja positif ini terutama ditopang oleh aliran investasi portofolio yang kembali masuk ke pasar keuangan domestik sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang mulai mereda.

Dari data BI, investasi langsung tetap kuat dengan membukukan surplus yang relatif stabil sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga. Transaksi investasi lainnya juga mencatat surplus didorong penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta.

Lebih lanjut, Erwin mengatakan perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2023 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.

NPI keseluruhan 2023 membukukan surplus sebesar US$ 6,3 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$ 4,0 miliar, terutama didukung kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial.

Transaksi berjalan tahun 2023 mencatat defisit yang terkendali sebesar US$ 1,6 miliar dolar AS (0,1% dari PDB), setelah membukukan surplus sebesar US$ 13,2 miliar (1,0% dari PDB) pada tahun 2022.

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang, seiring kondisi perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas, serta permintaan domestik yang kuat," kata Erwin.

Di sisi lain, BI mencatat defisit neraca jasa berkurang sejalan dengan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara seiring pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung. Transaksi modal dan finansial tahun 2023 mencatat perbaikan signifikan dengan membukukan surplus US$ 8,7 miliar, dibandingkan dengan defisit US$ 8,7 miliar pada tahun 2022, ditopang oleh surplus investasi langsung dan investasi portofolio di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Ramal Nasib Rupiah-Pasar SBN Saat Perang Memanas & Bunga Ditahan