Imbal Hasil Instrumen Baru BI Ini Siap Saingi Milik The Fed

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
08 November 2023 15:00
Gedung BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memastikan, imbal hasil atau yield instrumen terbaru untuk memperkuat pasokan dolar di Indonesia, yakni Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) akan bersaing dengan Secured Overnight Financing Rate (SOFR) milik The Federal Reserve (The Fed).

Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK) BI Donny Hutabarat mengatakan, tingkat imbal hasil SOFR akan menjadi acuan dalam pembentukan yield SVBI karena instrumennya sama-sama dalam bentuk dolar. Maka, dia memastikan imbal hasilnya nanti akan di atas SOFR.

"Acuannya ini karena US Dolar, tentu yang harganya di rambut pirang itu yang ada di US, SOFR kira-kira ini, berapa basis poin di atas SOFR," kata Donny saat Taklimat Media di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).

Kendati begitu, Donny memastikan, untuk imbal hasilnya sendiri akan ditentukan oleh mekanisme pasar. Oleh sebab itu, saat ini BI tidak menentukan secara khusus tingkat imbal hasil SVBI maupun SUVBI hingga masa lelang dimulai pada 21 November 2023 mendatang.

Kepala Departemen Pengelolaan Monenter (DPM) BI Edi Susianto mengatakan, untuk rentang yield-nya sendiri tentu tidak akan terlalu tinggi karena akan masuk ke dalam structure cost Bank Indonesia. Namun, dia memastikan beban bunga itu tidak akan memengaruhi cadangan devisa.

"Kita tentu melihat pricing saat ini, terus kita berproses kira-kira pricing apa yang pas untuk ini attracking capital inflows, tapi juga tidak eksesif. Tentu internal BI yang hitung, kita akan melihat rate-rate money market di regional kita," tuturnya.

"Tapi untuk pembayaran bunganya itu bagian dari cost BI, struktur cost BI yang itu tentu sama dengan cost-cost kita dalam mengelola operasi moneter dan nothing to do dalam mereduksi cadev, tidak akan mereduksi cadev," tegas Edi.

Karena imbal hasilnya yang bersaing dengan instrumen sekuritas AS, Edi meyakini instrumen ini akan memberikan daya tarik sangat tinggi bagi investor asing. Termasuk manajer investasi, eksportir, hingga profesional lainnya.

"Untuk potensinya kami sudah semacam kayak membangun komunikasi baik dengan investor domestik maupun asing mereka pada dasarnya menilai ini sangat baik karena tadi semuanya sekarang sedang mencari cash, instrumen cash dalam situasi ini tenor pendek," ungkapnya.

Sebagai informasi, SVBI adalah surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek atau kurang dari 1 tahun dengan menggunakan underlying asset berupa surat berharga dalam valuta asing miliki BI.

Sedangkan SUVBI adalah sukuk dalam valuta asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan underlying asset berupa surat berharga dalam valuta asing berdasarkan prinsip syariah milik Bank Indonesia.

SVBI dan SUVBI akan mulai diimplementasikan pada 21 November 2023 sebagai instrumen operasi moneter valas. SVBI akan diterbitkan pada tenor 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan, sedangkan SUVBI 1, 3, dan 6 bulan dengan settlement T+2. Jadwal dan hasil lelang akan diumumkan langsung BI di websitenya.

Penerbitan SVBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka konvensional dalam valas. SUVBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum syariah dan unit usaha syariah yang menjadi peserta OPT Syariah dalam valas.

SVBI dan SUVBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder baik oleh non bank dalam maupun luar negeri. Namun untuk minimal nominla transaksinya adalah senilai US$ 1 juta dengan kelipatan nominal penawaran US$ 100 ribu.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Pede Serap US$ 100 Juta SVBI, Rupiah Auto Kuat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular