Market Commentary

Saham BABP-NOBU Beda Nasib Lagi, Ada Apa?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 11/09/2023 15:04 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan dua saham emiten perbankan yang kabarnya dalam proses merger, yakni PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) cenderung berlawanan arah pada perdagangan sesi II Senin (11/9/2023).

Per pukul 13:53 WIB, saham BABP melesat 1,19% ke posisi Rp 85/saham. Akan tetapi untuk saham NOBU terpantau ambles 2,58% menjadi Rp 755/saham.

Pergerakan saham BABP dan NOBU yang kembali berlawanan arah di perdagangan sesi II terjadi di tengah masih maju-mundur proses merger bank milik Hary Tanoesoedibjo dan James Riady tersebut.


Sebelumnya, merger BABP-NOBU sempat dirumorkan batal karena nyatanya kedua bank telah memenuhi ketentuan modal inti Rp 3 triliun yang diwajibkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai informasi, kabar merger kedua bank mulanya berhembus karena BABP dan NOBU belum memenuhi modal inti sesuai ketentuan otoritas. 

Untuk diketahui, kedua bank memang telah memenuhi modal inti minimum. Pada April lalu, BABP mengumumkan telah memenuhi modal inti mencapai Rp 3,3 triliun, sedangkan NOBU tercatat telah memenuhi modal inti Rp 3 triliun.

Namun, dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih menginginkan proses merger keduanya tetap dilanjutkan.

Saat ini, bank Grup MNC dan Grup Lippo ini tengah berdiskusi terkait komposisi kepemilikan saham pada bank hasil merger atau penggabungan antara keduanya.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam paparan media secara daring, Selasa (5/9/2023).

"Pada saat ini kami mendengar, bahwa mereka (Grup Lippo dan Grup MNC) dalam tahapan critical setelah mendapatkan valuation (nilai pasar BABP-NOBU). Tapi sekarang, mereka bicara tentang porsi kepemilikan saham masing-masing mungkin ada komplikasi-komplikasi teknis," papar dia.

Dia melanjutkan, OJK selaku pengawas perbankan senantiasa memantau proses perkembangan merger kedua bank milik dua konglomerat itu.

Sebelumnya, Dian menyampaikan bahwa proses merger kedua bank ini akan rampung Agustus. Akan tetapi hingga September, belum ada tanda-tanda mengenai pelaksanaan aksi korporasi tersebut. Hingga berita ini diturunkan, baik MNC maupun Nobu juga belum memiliki agenda untuk menggelar RUPSLB guna meminta persetujuan dari pemegang saham untuk melaksanakan aksi korporasi. 

Keterlambatan ini justru dinilai sebagai waktu bagi bank milik Grup Lippo dan Grup MNC itu dalam memantapkan proses 'perkawinan' ini. Sebab persoalan yang dibahas bukan hanya soal kepemilikan saham. Melainkan juga penetapan prioritas kegiatan usaha.

Persoalan merger NOBU-BABP membuat BABP memberikan keterangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). BABP menyatakan menyatakan tidak akan melakukan aksi korporasi yang memengaruhi pencatatan saham perusahaan di busa, setidaknya dalam tiga bulan ke depan.

"Saat ini, Perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi yang berakibat pada pencatatan saham Perseroan di Bursa," ujar Corporate Secretary MNC Bank Heru Sulistiadhi dalam keterbukaan informasi, Kamis (31/8/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat