
Saham NOBU-BABP Tiba-tiba Ngacir, Proses Merger Berhasil?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua saham emiten perbankan yang saat ini tengah melakukan proses merger yakni PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) atau Bank Nobu dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Senin (28/8/2023).
Per pukul 11:00 WIB, saham NOBU meroket 24,43% ke posisi Rp 550/saham. Bahkan, saham NOBU sudah menyentuh auto reject atas (ARA). Sedangkan untuk saham BABP melonjak 6,41% menjadi Rp 83/saham.
Saham NOBU sudah ditransaksikan sebanyak 1.351 kali dengan volume sebesar 15,43 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 7,69 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 4,11 triliun.
Sedangkan saham BABP sudah ditransaksikan sebanyak 1.911 kali dengan volume sebesar 97,65 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 8,04 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 2,8 triliun.
Melesatnya saham NOBU dan BABP membuat investor menerka-nerka, apakah proses merger keduanya yang sudah berlangsung cukup lama tersebut berhasil dilakukan. Namun hingga kini, belum diketahui kapan proses merger keduanya rampung.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa proses merger antara BABP dan NOBU bisa rampung. Sebab, proses konsolidasi ini bukan merupakan paksaan dari otoritas tetapi merupakan keputusan sukarela dari dua bank milik dua konglomerat kelas kakap itu.
"Ini saya kira merupakan suatu percontohan yang sangat baik, saya kira bahwa dua bank konglomerat itu bisa melakukan konsolidasi yang diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih baik at least dari sektor keuangannya. Nanti kalau merger tentu akan memiliki kekuatan yang lebih dan confidence yang lebih dari masyarakat," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae saat Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Kamis (3/8/2023).
Sebelumnya, ia menyampaikan bahwa proses merger kedua bank ini akan rampung Agustus. Tetapi sampai saat ini, belum ada tanda-tanda sudah terleburnya MNC Bank dan Bank Nobu.
Mengenai hal ini, Dian mengatakan keterlambatan dari target ini bukan berarti proses merger batal terlaksana.
"Saya sudah berbicara dengan kedua belah pihak dan komitmen mereka sangat clear ya, bahwa mereka akan mewujudkan merger ini secara optimal. Karena kita juga mengatakan ini adalah point of no return, kita tidak bisa mundur," ujarnya.
Keterlambatan ini justru dinilai sebagai waktu bagi bank milik Grup Lippo dan Grup MNC itu dalam memantapkan proses 'perkawinan' ini. Sebab persoalan yang dibahas bukan hanya soal kepemilikan saham. Melainkan juga penetapan prioritas kegiatan usaha.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham BABP-NOBU Kompak Lompat di Tengah Tarik-Ulur Merger
