
IFC Incar Bukopin, Ini Capaian Kinerja BBKP hingga Juni 2023

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) kabarnya tengah dilirik oleh International Finance Corporation (IFC). Lembaga keuangan internasional tersebut bakal membeli saham BBKP milik STIC Eugene Star Holding.
Kabar pasar tersebut telah dikonfirmasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK DianEdiana Rae tidak menampik kabar tersebut, tetapi tidak juga membenarkan.
Dia hanya menyebut bahwa KB Bukopin memiliki kondisi dan kinerja yang terjaga. OJK senantiasa mendorong bank milik Kookmin Bank asal Korea Selatan itu dalam penguatan modal.
Berdasarkan laporan kepemilikan saham per 31 Agustus 2023, STIC Eugene merupakan pemilik 16,98% saham BBKP dengan jumlah 31,9 juta saham. Pada periode yang sama, Kookmin Bank Co. Ltd. menggenggam 66,88% saham BBKP.
Sementara itu, sepanjang paruh pertama 2023, KB Bukopin mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp2,88 triliun, susut dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp3,32 triliun.
Kerugian yang berhasil ditekan terjadi karena perusahaan mampu membalikkan kerugian dari perubahan nilai wajar aset keuangan dari Rp50,60 juta pada semester I-2022 menjadi untung Rp123,68 miliar pada paruh pertama tahun ini. Tak hanya itu, Bukopin mencatat ada kenaikan pendapatan biaya, komisi, dan administarasi dari Rp95 miliar menjadi Rp120 miliar.
Pada periode yang sama BBKP berhasil memperbaiki efisiensi perusahaan yang terlihat dari rasio beban operasional terhadap pendapatan (BOPO) menjadi 251,15%, turun 5533 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan begitu, kerugian bisa ditekan hingga susut 13,25% menjadi Rp2,88 triliun.
Kemudian, hingga akhir Juni 2023, outstanding kredit mencapai Rp 47,2 triliun, angka ini susut dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp51,4 triliun. Penyusutan kredit tersebut membuat aset KB Bukopin turun 1,5% yoy menjadi Rp87,5 triliun.
Adapun dana pihak ketiga atau dana simpanan yang dihimpun nasabah mengalami kontraksi 4,3% yoy menjadi Rp 46,88 triliun.
Terhambatnya pertumbuhan kredit bank seiring dengan kualitas aset yang masih jauh di atas rata-rata industri. Per Juni 2023, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross masih berada pada level 10,53%, naik 64 basis poin (bps) dibandingkan juni 2022.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seng Hyup Shin Borong Saham BBKP, Nilainya Rp8,5 Juta
