Breaking! Harga Batu Bara Naik 2%, Harga Gas Terbang 28%

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
10 August 2023 06:58
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga batu bara terus melanjutkan penguatan tiga hari beruntun, hingga mendekati level psikologis US$ 150 per ton.
Sentimen penggerak harga batu bara salah satunya berasal dari gangguan pasokan gas yang merupakan sumber energi substitusi batu bara di Eropa.
harga gas terbang hingga 28,19% kemarin.

Kendati demikian, terdapat sentimen yang menahan kenaikan harga batu bara. Dari sisi permintaan, China mencatatkan deflasi pada Juli yang mengindikasikan perlambatan industri, sehingga ada potensi penurunan permintaan batu bara industri.

Selain itu, curah hujan tinggi di beberapa wilayah menyebabkan permintaan listrik diperkirakan akan berkurang.|
Namun, adanya gelombang panas sebelumnya menyebabkan permintaan batu bara masih tinggi, sebagai dampak dari kekeringan yang mengganggu pembangkit listrik tenaga air.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi US$ 148,25 per ton. Harganya naik 2%. Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 4 Juli 2023 atau dalam sebulan lebih.
Sejak awal Agustus, harga batu bara telah terapresiasi 6,7% dari US$138,85.

Lonjakan harga batu bara salah satunya ditopang oleh kenaikan harga gas. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

Dari Eropa, harga gas alam Eropa melonjak akibat potensi gangguan pasokan global gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari Australia.
Ini dipicu oleh laporan bahwa para pekerja di kilang LNG penting di Australia sedang merencanakan aksi mogok untuk memperjuangkan gaji yang lebih tinggi dan keamanan kerja yang lebih baik.

Sementara pasokan LNG Australia jarang mengalir langsung ke Eropa, UE menjadi semakin bergantung pada kargo LNG lintas laut global untuk menggantikan pasokan Rusia yang dipangkas sejak perang di Ukraina.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) terbang tinggi searah dengan batu bara, hampir menyentuh level psikologis 40 euro. Harga gas melesat 28,19% ke 39,82 euro per mega-watt hour (MWh).

Faktor penguatan selanjutnya datang dari dampak gelombang panas (heatwaves) menyebabkan permasalahan energi China yang akhirnya harus kembali bergantung ke sumber energi kotor ini.
Gelombang panas yang terjadi sebelumnya tidak hanya menyebabkan lonjakan permintaan, tetapi juga menyebabkan kekeringan yang mengganggu pasokan air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

"Pembangkit listrik tenaga air secara nasional dalam lima bulan pertama tahun 2023 adalah yang terendah sepanjang tahun sejak 2015, meskipun ada pembangunan bendungan dan stasiun pembangkit baru yang besar," Reuters melaporkan awal musim panas ini.

Berkurangnya curah hujan dan permukaan air sungai yang menurun akan mengganggu pergerakan hidro power untuk PLTA. Alhasil, PLTU yang berbasis uap dari pembakaran batu bara menjadi opsi China meningkatkan sumber energi listrik.

China telah merilis Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) hari Rabu kemarin. Tiongkok tercatat mengalami penurunan harga atau deflasi pada Juli.

Memburuknya data ekonomi Negeri Tirai Bambu membuat dunia resah, karena ini terjadi pasca Tiongkok melonggarkan kebijakan covid-19 nya serta membuka perbatasan internasional.

Biro Statistik Nasional (NBS) China melaporkan indeks harga konsumen (IHK) terkoreksi atau deflasi 0,3% (yoy) pada Juli 2023. Angka ini juga merupakan deflasi pertama sejak Februari 2021.

Sedangkan indeks harga produsen (IHP) terlihat mengalami penurunan selama 10 bulan berturut-turut dengan kontraksi 4,4% yoy pada Juli 2023.

Sebagai informasi, ini adalah pertama kalinya ketika IHK dan IHP mencatat kontraksi secara bersamaan sejak November 2020.

Penurunan IHK di China menandakan adanya perlambatan ekonomi. Hal ini mengindikasikan adanya potensi permintaan batu bara industri menurun, sehingga akan menjadi prospek negatif untuk harga batu bara mendatang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Dibantu Badai di China, Harga Batu Bara Tetap Jeblok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular