Newsletter

Kabar Buruk! Petaka Hantam Perbankan AS, China Juga Terpuruk

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
09 August 2023 06:24
Earns Moodys
Foto: Moody's (AP Photo/Mark Lennihan, File)

Pasar pada awal pekan ini kedatangan kabar kurang positif dengan sikap Moody's memangkas rating kredit perbankan. Sentimen negatif juga datang dari perlambatan neraca dagang dua raksasa ekonomi. Kabar kurang baik juga datang dari dalam negeri dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang terkoreksi.

Berbagai sentimen positif dan negatif membuat pasar keuangan dalam negeri terpantau sedang mencari arah dan relatif tertekan dengan IHSG terkoreksi tipis, rupiah melemah, dan SBN stagnan.

Data ekonomi AS dan China masih akan mempengaruhi pasar keuangan Indonesia hari ini. China 
akan mengumumkan data inflasi untuk Juli  pada hari ini sedangkan AS akan rilis inflasi pada Kamis (10/8).

Indeks Harga Konsumen (IHK) China diproyeksi akan mengalami deflasi pada Juli. Jika ekspektasi pelaku pasar benar maka itu akan menjadi deflasi pertama sejak 2021.  Deflasi di China akan menjadi kabar buruk dunia mengingat hal itu menjadi sinyal semakin  melambatnya ekonomi Tiongkok.
Artinya, sumbangan China ke ekonomi global pun bisa semakin tergerus,

Moody's  menurunkan peringkat kredit beberapa bank di Amerika Serikat (AS) hari Senin (9/8/2023).
Lembaga tersebut juga memperingatkan tengah meninjau status beberapa pemberi pinjaman terbesar AS lain. Moodys memperingatkan bahwa kekuatan kredit sektor itu kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.

Mengutip Reuters, Moody's memangkas peringkat 10 bank AS satu tingkat. Bank yang diturunkan peringkatnya oleh Moody's antara lain M&T Bank, Pinnacle Financial Partners, Prosperity Bank dan BOK Financial Corp.

Ada enam raksasa perbankan masuk dalam peninjauan. Termasuk Bank of New York Mellon, US Bancorp, State Street dan Truist Financial.

"Banyak hasil kuartal kedua bank menunjukkan meningkatnya tekanan yang akan mengurangi kemampuan mereka untuk menghasilkan modal internal," kata Moody's dalam sebuah catatan.

"Ini terjadi karena resesi ringan AS akan segera terjadi pada awal 2024 dan kualitas aset tampaknya akan menurun," jelasnya lembaga itu lagi.

Moody's juga menyinggung risiko tertentu dalam portofolio real estat komersial (CRE) beberapa bank sebagai faktor lain. Peringatan CRE merujuk ke situasi terkini di mana ada risiko utama karena suku bunga yang tinggi, penurunan permintaan kantor akibat pekerjaan jarak jauh, dan penurunan ketersediaan kredit CRE sendiri.

Di sisi lain Moody's juga mengubah pandanganya menjadi negatif ke 11 pemberi pijnaman utama di AS. Secara keseluruhan, lembaga itu mengubah penilaian untuk 27 bank di sektor tersebut.

Kurang baiknya perekonomian AS disinyalir menjadi penyebab keputusan Moody's menurunkan rating perbankan AS. Pasalnya, ketegangan sektor perbankan dan risiko yang ditimbulkan oleh real estat komersial menyebabkan kondisi keuangan yang lebih ketat.

Sebelumnya, bank AS mendapat guncangan besar setelah runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank awal tahun ini. Hal itu memicu krisis kepercayaan di sektor perbankan AS dan membuat menyusutnya simpanan di sejumlah bank regional , meskipun otoritas sudah meluncurkan langkah-langkah darurat untuk menopang kepercayaan

Sementara itu, bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menunjukkan data survei bagaimana standar kredit diperketat di bank AS. Permintaan pinjaman juga melemah baik untuk bisnis maupun konsumen.

Analis Morgan Stanley mengatakan permintaan pinjaman kemungkinan akan terus melemah. Di sisi lain, pekan lalu, lembaga pemeringkat Fitch telah menurunkan peringkat surat utang AS satu tingkat menjadi AA+ karena penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan dan negosiasi plafon utang yang kerap mandek degan parlemen.

(mza/mza)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular