
Hari Ini Akan Terjawab Ekonomi RI Meroket atau Diam di Tempat

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kembali berduka akibat pelemahan mayoritas indeks pada perdagangan Jumat lalu, merosot empat hari beruntun atau pekan terburuk sejak Maret. Pelaku pasar terpantau melakukan aksi taking profit pasca rilis data keuangan dan data pekerja AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,43% ke posisi 35.065,62, S&P 500 terkoreksi 0,53% ke 4.478,03, dan Nasdaq Composite merosot 0,36% menjadi 13.909,24.
Pergerakan indeks utama AS berbalik arah dari kenaikan pada sore hari dan ditutup di zona merah.
Steve Sosnick, kepala strategi Broker, memandang pelaku pasar lebih berhati-hati atas risiko dibanding pekan sebelumnya. Sosnick menambahkan bahwa penurunan telah mendekati akhir akibat penurunan panjang pekan ini.
Pekan lalu, pasar AS disibukkan dengan rilis kinerja kuartal-II 2023.
Laba perusahaan ecommerce terbesar, Amazon, melonjak 8,3% ke level tertinggi dalam hampir setahun terakhir, lebih tinggi dari ekspektasi dan menawarkan kesempatan positif.
Di sisi lain, Apple malah kehilangan 4,8% pendapatannya secara tahunan (yoy). Kedua raksasa teknologi ini merilis data keuangannya pada Kamis malam.
Laporan pendapatan musim ini untuk kuartal yang berakhir pada bulan Juni terus mengejutkan beberapa analis Wall Street karena penurunan laba tidak seburuk perkiraan.Melansir CNBC International, Sekitar 84% dari perusahaan S&P 500 telah memberikan hasil, dengan 80% melampaui ekspektasi Wall Street, menurut FactSet.
Imbal hasil Treasury 10-tahun juga terkoreksi dari rekornya sejak November 2022 menjadi 4,04%. Kenaikannya dalam beberapa sesi terakhir disinyalir menjadi faktor tekanan aset berisiko seperti saham.
Laporan data pekerja yang membaik menjadi petunjuk tentang keadaan pasar tenaga kerja dengan rilis laporan gaji hari Jumat lalu.
Data menunjukkan 187.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Juli, di bawah harapan ekonom yang disurvei Dow Jones menjadi 200.000. Tingkat pengangguran juga berdetak lebih rendah menjadi 3,5% dari 3,6%.
Kendati demikian, data gaji rata-rata per jam mengindikasikan pengendalian inflasi yang hanya naik 0,4% secara bulanan (mom) dari pertumbuhan 4,4% secara tahunan (yoy). Walau begitu, data ini sedikit di atas harapan pasar yang meningkat 0,4% (mom) dan 4,2% (yoy).
Data pekerja terbaru dinanti pelaku pasar terkait implikasinya terhadap siklus kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Data FedWatch CME Group menunjukkan sekitar 88% pelaku pasar berekspektasi bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada rapat selanjutnya pada September.
Tetapi, laporan harga konsumen bulan Juli yang akan rilis pekan depan dapat menjadi faktor penentu signifikan pada perkiraan suku bunga, kata Christopher Harvey dari Wells Fargo.
"Hasil [kenaikan harga] yang lebih panas dari perkiraan adalah salah satu dari sedikit hal yang benar-benar dapat mulai mengubah persepsi pasar tentang The Fed, dan mungkin juga persepsi The Fed," katanya. "Tapi jumlah pekerjaan hari ini, saya rasa tidak banyak membantu. Saya pikir itu memperkuat pandangan orang bahwa Fed sudah selesai [hawkish] pada saat ini."
(mza/mza)