
Bos Sawit Kena PHP! Nanjak Sehari, Harga CPO Balik Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali mengalami koreksi di sesi awal perdagangan Kamis (3/8/2023) mematahkan penguatan pada perdagangan sebelumnya.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melemah 0,38% ke posisi MYR 3.900 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan koreksi ini, harga CPO kini berada di level psikologisnya 3.900.
Pada perdagangan Rabu (2/8/2023) harga CPO berakhir melesat 1,11% ke posisi MYR 3.915 per ton. Dengan ini, dalam tiga hari perdagangan harganya masih ambrol 2,27%, sementara secara bulanan menguat 0,95%, dan terkoreksi 6,21% secara tahunan.
Turunnya harga CPO tampak melanjutkan lesunya harga akhir-akhir ini. Padahal, pada perdagangan kemarin mata uang ringgit yang lebih lemah dan minyak saingan yang lebih kuat. Pada perdagangan kemarin, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 2,16%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 melonjak 2,35%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,11%.
"Pemulihan semalam di kompleks kedelai dan dukungan kuat dari olein sawit Dalian mengangkat harga BMD FCPO," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur yang dikutip dari Reuters.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Di sisi lain, Indonesia telah menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$ 826,48 per metrik ton untuk 1-15 Agustus, mempertahankan pajak ekspor dan retribusi tidak berubah dari periode sebelumnya.
Sementara, harga patokan minyak sawit mentah Malaysia akan diperdagangkan dalam kisaran 3.700-4.200 ringgit per metrik ton pada paruh kedua tahun 2023, dan akan tetap didukung dalam jangka panjang, kata lembaga negara Dewan Minyak Sawit Malaysia.
Ekspor minyak sawit Malaysia untuk Juli naik 7,8% dari bulan sebelumnya, menurut AmSpec Agri Malaysia, sementara cargo surveyor Intertek Testing Services (ITS) memperkirakan kenaikan 14% untuk periode yang sama.
Impor minyak nabati rata-rata bulanan India pada tahun pemasaran 2021/22 adalah 1,17 juta ton, kata badan perdagangan Solvent Extractors' Association of India (SEA). Pada bulan Juni, India mengimpor 1,3 juta ton minyak nabati.
Impor minyak sawit meningkat dari 683.133 ton di bulan Juni menjadi 1,09 juta ton di bulan Juli, tertinggi dalam tujuh bulan, menurut estimasi rata-rata dari para dealer.
Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Rabu, diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak April, setelah data industri menunjukkan penurunan yang jauh lebih curam dari perkiraan minggu lalu dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen bahan bakar terbesar di dunia.O/R
Minyak mentah berjangka yang lebih kuat menjadikan kelapa sawit pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen Buruk dari China Terlalu Kencang, Harga CPO Ambruk
