
Harga Batu Bara Naik, Sahamnya Malah Melempem

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara RI kompak melemah pada awal perdagangan Kamis (27/7/2023). Hal ini terbilang anomal, lantaran ambruknya saham batu bara RI terjadi di tengah kenaikan harga batu bara global.
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus sebesar 0,1% di posisi US$147,65 per ton pada perdagangan kemarin Rabu (26/7/2023).
Harga batu bara sudah mengalami rally 16% sejak menyentuh bottom pada Kamis (13/7) di US$127,15.
Sementara itu, hingga perdagangan pukul 10.55 WIB sektor energi terkoreksi 0,70%. Dari 12 emiten batu bara RI, 11 melemah, hanya satu menguat yakni PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT).
Selain itu, tren permintaan batu bara saat ini juga terus mengalami peningkatan. Dilansir dari Oil Price, penggunaan pembangkit listrik China naik sebesar 5,2% pada paruh pertama tahun 2023.
Produksi listrik berbahan bakar batu bara menopang 71% dari output listrik Cina. Besarnya peran pembangkit batu bara disebabkan oleh menurunnya produksi listrik dari pembangkit tenaga air karena endahnya curah hujan serta kekeringan akibat gelombang panas.
Di sisi lain, permintaan listrik naik karena penggunaan pendingin ruangan di tengah gelombang panas.
Rencana stimulus ekonomi dari pemerintah China juga ikut mendongrak harga batu bara. Sebagai informasi, Beijing tengah menyiapkan stimulus ekonomi untuk menggerakkan konsumsi masyarakat. Bila ekonomi China menguat maka permintaan akan listrik dan batu bara bisa meningkat terus.
Di antara emiten batu bara merah pada perdagangan sesi I hari ini, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) berhasil menguat sendirian dibandingkan dengan para kompetitornya. Informasi akusisi yang telah resmi dikeluarkan kemarin Rabu (26/7/2023) membuat saham SMMT menguat hari ini.
Diberitakan sebelumnya, Geo Energy Resources Limited resmi mengakuisisi 58,65% saham PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) dan dan 33,00% saham PT Marga Bara Jaya.
Pasca-akuisisi, kepemilikan modal Geo Energy di Golden Eagle Energy meningkat menjadi 75% saham dan harus melakukan penawaran tender offer wajib (mandatory tender offer) untuk pemegang saham publik. Geo Energy juga memiliki opsi untuk membeli 25,70% saham tambahan di Marga Bara Jaya.
Nilai total transaksi termasuk mandatoty tender offer, diperkirakan sekitar US$ 200 juta.
Harga tender offer saham SMMT ditetapkan sebesar Rp 1.255 per lembar saham. Keseluruhan proses MTO diperkirakan memakan waktu sekitar sepuluh hingga 12 minggu, tergantung persetujuan dari OJK.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-Gara China, Batu Bara Sepekan Anjlok 18%