Market Commentary

Bangladesh Krisis Batu Bara, 8 Emiten RI Ini Ketiban Cuan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
05 June 2023 10:24
eskcavator dan batu bara
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada awal perdagangan Senin (5/6/2023) sektor energi menguat hingga 1,92% didorong oleh beberapa emiten batu bara.

Harapan harga batu bara naik karena perkembangan di Bangladesh, Arab Saudi, dan Eropa.

Bangladesh tengah menghadapi krisis energi setelah pembangkit listrik mereka banyak yang ditutup karena kekurangan bahan bakar.

Di antara pembangkit yang tutup adalah Pyra yang berkapasitas 1320 megawatts (MW). Krisis muncul karena ada persoalan pembayaran akibat keterlambatan Letter of Credit (LC) dengan penyuplai bahan bakar dari China, termasuk gas dan batu bara.

Menteri Kelistrikan, Energi. Dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid mengatakan butuh dua pekan untuk memperbaiki persoalan pasokan. Untuk menyelesaikan persoalan, pemerintah akan segera mengimpor batu bara secepatnya. Namun, buruh waktu 20-25 hari bagi pembangkit Pakistan untuk beroperasi sepenuhnya.

Kapasitas pembangkit Bangladesh diperkirakan mencapai 21.710 MW dengan 50% lebih dihasilkan gas dan sekitar 8-10% dari batu bara.

Harga batu bara diprediksi naik ditopang dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Harga minyak kembali menguat tajam setelah Arab Saudi memutusan utnuk kembali memangkas prpduksi minyak hingga 1 juta barel per hari (bpd) mulai Juli.

Sebelumnya, Arab Saudi dan kartel OPEC+ sepakat untuk mengurangi produksi hingga 3,66 juta bpr, atau 3,6% dari permintaan global. Termasuk di dalamnya adalah kesepakatan 2 juta bpd dan 1, 66 juta secara sukarela.

Pemangaksan produksi akan membuat pasokan berkurang sehingga harganya naik. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya akan saling mempengaruhi.

Dari dalam negeri sendiri, proses pemensiunan dini PLTU Pelabuhan Ratu belum mengalami perkembangan yang berarti karena masih dalam proses due diligence antara PT PLN dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Namun selain itu, ada persoalan lain yang dihadapi yakni menunggu adanya peta jalan (roadmap) keseluruhan pemensiunan dini PLTU.

PLTU Pelabuhan Ratu merupakan salah satu pembangkit yang diprioritaskan untuk pensiun dini. Saat ini Kementerian ESDM sedang mengkaji terkait regulasi khususnya untuk pengalihan aset dan penetapan kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA).

Perihal pendanaan pemensiunan dini, Dadan mengakui diharapkan PLTU Pelabuhan Ratu bisa mendapatkan pendanaan dari skema Just Energy Transition Partnership (JETP).


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pekan Pertama di 2023, Harga Batu Bara Ambrol 5% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular