Waspada! BNI Kasih Bocoran Sektor Risiko Tinggi Tahun Ini

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
26 July 2023 07:45
BNI Percepat Penyaluran Bansos PKH & Sembako
Foto: Dok BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) atau BNI mencatat risiko penyaluran kredit tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini seiring dengan terkendalinya Covid-19 dan telah dicabutnya status pandemi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Adapun sepanjang semester I-2023, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross BNI turun 71 basis poin (bps) menjadi 2,5%. Pada periode yang sama rasio kredit berisiko atau loan at risk (LAR) turun 350 bps menjadi 16,1%.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada menyampaikan bahwa risiko kredit yang defensif sepanjang semester pertama 2023 menjadi salah satu kontributor dari pencapaian kinerja bank.

Ia menyebut perbaikan LAR di BNI secara umum terlihat di seluruh sektor ekonomi, tetapi masih ada beberapa sektor yang tingkat LAR-nya masih tinggi dan membutuhkan perhatian.

"Seperti infrastruktur, jasa dunia usaha, serta perdagangan, resto dan hotel. Sektor-sektor ini adalah memang yang paling terdampak saat pandemi," ujar David saat paparan kinerja semester I-2023 BNI, Selasa (25/7/2023).

Adapun menurut Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini, LAR terdiri atas NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi. Sementara itu total kredit lancar yang direstrukturisasi juga membaik 270 basis poin menjadi 9,3%.

Lebih lanjut, David menyampaikan beberapa sektor ekonomi yang pemulihannya lebih cepat pasca-pandemi, antara lain adalah sektor utilitas, sumber daya mineral, dan telekomunikasi.

"Tentunya di tahun yang sarat dengan tantangan ini, kami yakin kualitas kredit yang terjaga merupakan pondasi paling utama untuk dapat menjaga keberlangsungan," pungkasnya.

Bersamaan dengan penjagaan kualitas kredit ini, BNI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 650,8 triliun pada semester I-2023. Jumlah ini meningkat 4,9% yoy dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp 620,42 triliun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BNI Kejar NPL Turun ke 2,29% Akhir Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular