Momentum Pertumbuhan BNI Bisa Terjaga Karena Hal Ini

dpu, CNBC Indonesia
03 February 2025 08:50
Topang Pertumbuhan Ekonomi, BNI Dorong Peningkatan Kredit
Foto: Dok BNI

Jakarta, CNBC IndonesiaPenurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi dinilai akan memberikan imbas positif ke industri perbankan dan menjadi katalis utama emiten bursa di sektor ini.

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari, bank sentralmemutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75%. Langkah diharapkan dapat menurunkan imbal hasil Sekuritas Rupiah Bank Indonesia ke depan.

Bagi perbankan, langkah ini menjadi sentimen positif. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi salah satubankyang mendapatkan manfaat dari penurunan bunga acuan Bank Indonesia tersebut.

Analis Phintraco Sekuritas,Nurwachidah dalam risetnya yang berjudul Moderasi Term Deposits (TD) Rate berpotensi jadi katalis BBNI sepanjang 2025, menyebutkan peningkatan sumber dana murah atau Current Account Saving Account berpotensi mengoptimalkan kinerja BBNI tahun ini.

"TD rate BBNI terus mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan suku bunga acuan dari 3,32% pada 2022, 4,65% tahun 2023, dan 4,82% pada 2024, sehingga kami menilai dengan penurunan BI rate, TD rate BBNI juga dapat termoderasi +-1% pada 2025," tulisnya usai BBNI menyampaikan Laporan Keuangan 2024.

Dalam riset Phintraco, wondr by BNI berpotensi mengoptimalkan pertumbuhan CASA. Analis tersebut memproyeksikan laba bersih BBNI dapat tumbuh 12,6% sepanjang 2025 dan mempertahankan rating BUY untuk BBNI dengan perkiraan nilai wajar yang lebih rendah yaitu sebesar 6.150 dengan potential upside 28,34%.

Adapun kualitas kredit BBNI tetap terjaga sehat di tengah fluktuasi makroekonomi. Rasio kredit bermasalah atau Non Perfoming Loan (NPL) gross BBNI turun 10 bps YoY menjadi 2,0% pada 2024. Sedangkan dari sisi intermediasi, kredit perseroan tumbuh 11,6% YoY menunjukkan performa lebih baik ketimbang periode sama tahun sebelumnya yang tumbuh 7,6% YoY.

Loan at Risk (LaR) juga mengalami penurunan dari 12,9% pada 2023 menjadi 10,2% sepanjang 2024. Perbaikan kualitas aset ini berpotensi berlanjut pada 2025. Namun, dari sisi likuiditas, BBNI masih mengalami tekanan dengan LDR meningkat menjadi 96,1% dari 85,8% YoY.

Sementara itu, Net Interest Income (NII) pada Kuartal IV-2024 tumbuh 6,5% secara kuartalan (QoQ) dan -1,9% YoY. Kenaikan beban bunga yang lebih tinggi dari pendapatan bunga menekan margin bunga BBNI akibat tingginya suku bunga di tahun 2024. Namun, BBNI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,7 triliun (+2.7% YoY).

"Pencapaian yang kami raih pada 2024 menjadi momentum penting untuk menghadapi masa depan BNI. Kami optimis bahwa dengan terus berinovasi dan fokus pada kebutuhan nasabah, BNI akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Direktur Utama BBNI Royke Tumilaar dalam Paparan Kinerja Keuangan 2024.

 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lewat Event Ini, BNI Cari Strategi Hadapi Tantangan Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular