
Adu Kuat BI vs The Fed, Nasib Rupiah dan IHSG Dipertaruhkan

Dari Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street masih melanjutkan pesta pada perdagangan Senin (24/7/2023). Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bahkan mencetak rekor.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 183,55 poin atau 0,52% ke 35.411,24. Indeks Nasdaq terapresiasi 26,06 poin atau 0,19% ke 14.058,87 dan indeks S&P 500 menanjak 18,3 poin atau 0,4% ke posisi 4.554,64.
Bagi Dow Jones, penguatan kemarin memperpanjang rally panjang mereka menjadi 11 hari. Penguatan sepanjang itu menjadi rekor terbaiknya sejak Februari 2017 atau enam tahun terakhir.
Merujuk CNBC International, hanya enam kali indeks Dow Jones mampu menguat selama 11 hari beruntun dalam 78 tahun terakhir. Rally panjang selama 11 hari juga biasanya hanya terjadi sekali dalam 10 tahun.
Sementara itu, saham energi memimpin penguatan indeks S&P dengan menanjak 1,7% setelah harga minyak ke level tertingginya selama tiga bulan.
Harga minyak mentah brent melonjak 2,23% kemarin menjadi US$ 82,88/barel. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak April 2023.
Penguatan saham emiten minyak juga disebabkan oleh proyeksi membaiknya kinerja laporan keuangan mereka.
Analis dari Neuberger Berman, Steve Eisman, menjelaskan bursa saham AS terus menguat karena ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di AS serta menjauhnya tanda-tanda resesi.
Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari ini dan besok untuk menentukan kebijakan suku bunga.
Pelaku pasar memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga pada bulan ini. Namun, kenaikan bulan ini diproyeksi akan menjadi yang terakhir pada tahun ini.
"Sejauh ini tidak ada bukti jika AS akan terkena resesi. Sejauh tidak ada sinyal resesi maka market akan terus memanas karena orang-orang ingin mengejar keuntungan," tutur Eisman, dikutip dari CNBC International.
Selain The Fed, pelaku pasar menunggu laporan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan besar di sektor teknologi. Di antaranya adalah Alphabet, Microsoft, dan Meta yang akan mengumumkan kinerja keuangan pekan ini.
Sebanyak 40% emiten yang tercatat di indeks Dow Jones dan 30% indeks S&P akan menyampaikan kinerja keuangan pada pekan ini.
Saham teknologi tengah menjadi primadona bahkan mampu menggerakkan sektor lain. Indeks Nasdaq yang menjadi naungan perusahaan teknologi sudah melesat 41% tahun ini. Indeks melesat karena optimism pasar terkait pengembangan artificial intelligence (AI) serta pelonggaran kebijakan moneter The Fed.
"Apa yang sedang terjadi saat ini adalah pelaku pasar memperluas nafas market. Pelaku pasar memulai ini dengan mengambil untung dari saham teknologi dan menginvestasikannya ke sektor lain yang memiliki keuntungan lebih baik," tutur analis dari Schwab Center, Randy Frederick, dikutip dari Reuters.
