
Deretan Saham Ini Makin Dekati Rp1, Ada yang Sudah Sentuh Rp5

Jakarta, CNBC Indonesia - Belasan saham yang sudah berada jauh di bawah Rp 50 per saham atau level gocap terpantau ada yang kembali memburuk hingga sesi II Senin (24/7/2023).
Menurut data dari RTI, dari 13 saham tersebut, hanya satu saham yang terpantau menguat pada hari ini. Sedangkan sisanya yakni empat saham terkoreksi, bahkan terkoreksi makin dekati Rp 1 per saham. Kemudian delapan saham terpantau cenderung stagnan.
Sedangkan menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), ke-13 saham tersebut secara mayoritas memiliki dua notasi khusus di papan pemantauan khusus. Bahkan, ada satu saham yang memiliki tiga notasi khusus dan juga ada yang sudah terkena suspensi oleh BEI.
Berikut saham-saham yang sudah berada di bawah harga Rp 50 per saham.
Emiten | Kode Saham | Kriteria Notasi | Keterangan Tambahan |
Mitra Komunikasi Nusantara | MKNT | 1,7 | - |
Himalaya Energi Perkasa | HADE | 1,7 | - |
Minna Padi Investama Sekuritas | PADI | 1,7 | - |
Pelayaran Tamarin Samudra | TAMU | 1,7 | - |
Mitra International Resources | MIRA | 1,7 | - |
Agung Semesta Sejahtera | TARA | 1,7 | - |
Modern Internasional | MDRN | 1, 5, 7 | - |
Megalestari Epack Sentosaraya | EPAC | 1,7 | - |
Aksara Global Development | GAMA | 1,7 | Suspend |
Keramika Indonesia Assosiasi | KIAS | 1,7 | - |
Intan Baru Prana | IBFN | 5,7 | - |
Andalan Perkasa Abadi | NASA | 1,7 | - |
Lancartama Sejati | TAMA | 1,7 | - |
Sumber: RTI, BEI
Dari deretan saham di bawah level gocap tersebut, saham PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) terus dekati harga Rp 1 per saham. Saham MKNT terpantau ambruk 16,67% ke posisi Rp 5/saham.
Saham MKNT menemani saham PT Aksara Global Development Tbk (GAMA) yang sama-sama bernasib kurang beruntung, tetapi berbeda nasibnya. Jika saham MKNT tinggal sedikit lagi menyentuh Rp 1 per saham atau 1 perak, maka saham GAMA terkena disuspensi oleh BEI.
Adapun suspensi saham GAMA sudah diberlakukan sejak 27 Juni lalu dan hingga hari ini belum dibuka kembali suspensinya.
BEI melakukan suspensi terhadap saham GAMA karena belum melaporkan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2022 hingga akhir Juni tahun ini.
Namun, untuk saham PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) terpantau melonjak 5,26% ke posisi Rp 20/saham.
Di lain sisi, ke-13 saham di bawah level gocap tersebut hampir semuanya memiliki notasi khusus dalam papan pemantauan khusus, di mana sebagian besar memiliki notasi dengan kriteria 1 dan 7.
Untuk saham PT Modern Internasional Tbk (MDRN), selain memiliki kriteria 1 dan 7, juga memiliki kriteria 5. Sedangkan untuk saham IBFN memiliki notasi khusus dengan kriteria 5 dan 7.
Kriteria 1 berarti harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp 51,00.
Sedangkan untuk kriteria 5 berarti suatu saham memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.
Adapun kriteria 7 berarti suatu saham memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp 5.000.000 dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction.
Seperti diketahui, bursa telah melakukan penerbitan Peraturan Bursa Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus yang berlaku pada 9 Juni 2023 dan Peraturan Bursa Nomor II-X tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus yang akan berlaku pada 12 Juni 2023.
BEI telah memberlakukan penerapan harga saham terendah Rp 1 per saham. Sehingga, sejumlah saham yang sebelumnya tertidur di level Rp 50 per saham alias saham gocap, bisa saja menyentuh ke bawah level tersebut.
Papan pemantauan khusus tahap pertama ini resmi diberlakukan per 12 Juni 2023. Dalam periode ini, metode perdagangan masih dilakukan secara hybrid. Dalam papan ini, metode perdagangan masih dilakukan secara hybrid dan BEI juga menetapkan nilai auto rejection bawah (ARB) sebesar 10%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 13 Saham Ini Berlomba ke Rp1, Ada yang Udah Sentuh Rp8