Pelaku Pasar Profit Taking, Harga CPO Lanjut Terkoreksi 1%

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Senin, 24/07/2023 10:50 WIB
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan awal pekan Senin (24/7/2023) melanjutkan koreksi pada perdagangan akhir pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 1,03% ke posisi MYR 3.994 per ton pada pukul 10:05 WIB. Dengan penurunan sejak akhir pekan lalu, harganya tak mampu bercokol di level 3.400.

Pada perdagangan akhir pekan Jumat (/21/7/2023) harga CPO berakhir terkoreksi 0,27% ke posisi MYR 4.035 per ton. Dengan ini, pekan lalu harga CPO masih melesat 3,97%, sementara secara bulanan harganya melesat 6,49%, dan terkoreksi 3,33% secara tahunan.


Kenaikan harga CPO belakangan ini terjadi karena penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak nabati dari wilayah tersebut.

Namun, dua kali perdagangan terakhir harganya mengalami koreksi. Turunnya harga CPO terjadi karena profit taking alias aksi ambil untung, ditambah dengan melemahnya biji minyak saingannya, kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur.

Berdasarkan data cargo surveyor Intertek Testing Services, ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-20 Juli naik 19% dari bulan sebelumnya. Sementara, Surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor dari produsen terbesar kedua dunia naik 10,1% selama periode yang sama.

Sementara itu, ekspor minyak sawit Indonesia, termasuk produk olahan, mencapai 2,23 juta ton pada Mei, dibandingkan dengan hanya 763.000 ton pada bulan yang sama tahun lalu, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.

Namun, sebagaimana diketahui,Rusia mengguncang pasar biji-bijian dunia dengan eskalasi di Laut Hitam, melancarkan serangan udara malam ketiga berturut-turut di pelabuhan Ukraina dan mengeluarkan ancaman terhadap kapal-kapal tujuan Ukraina yang ditanggapi Kyiv dengan cara yang sama.

Penghentian kesepakatan biji-bijian Laut Hitam telah menciptakan ketidakpastian pasar baru dan mengangkat masa depan jagung, gandum dan kedelai.

"Kita harus memantau dengan cermat kedua negara, terutama Rusia untuk setiap berita baru," kata pedagang yang berbasis di Malaysia yang dikutip dari Reuters.

Dari sisi minyak saingannya, akhir pekan lalu kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,5%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 kehilangan 1%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,5%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Belajar Dari Negeri Jiran, Ini Cara Pabrik Sawit Atasi Masalah