Gara-gara Rusia, Harga CPO Menguat! Kembali ke Level 3.400

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 21/07/2023 10:05 WIB
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat tipis di sesi awal perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (21/7/2023) melanjutkan penguatan signifikan pada perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat tipis 0,02% ke posisi MYR 4.047 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan penguatan ini, sukses membawa harga CPO Ke level 3.400 menjadi level tertinggi 16 Maret 2023.

Pada perdagangan Kamis (20/7/2023) harga CPO berakhir melesat 3,88% ke posisi MYR 4.046 per ton. Dengan ini, Dalam 3 hari perdagangan harga CPO sudah melesat 4,25%, sementara secara bulanan harganya naik 6,78%. Namun, masih mengalami koreksi 3,07% secara tahunan.


Kenaikan harga CPO terjadi dipicu oleh penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak nabati dari wilayah tersebut.

Kontrak acuan minyak sawit FCPOc3 untuk pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 152 ringgit, atau 3,9%, menjadi 4.047 ringgit ($891,41) per metrik ton, tertinggi sejak 15 Maret.

Kontrak mengikuti momentum bullish di pasar yang bersaing di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, kata Anilkumar Bagani, kepala riset broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai.

Rusia memperingatkan bahwa mulai Kamis setiap kapal yang berlayar ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina akan dianggap berpotensi membawa kargo militer, karena Kyiv menuduh Moskow melakukan serangan semalam yang merusak infrastruktur ekspor biji-bijian.

"Gempa terasa di seluruh pasar pada hari Rabu karena kedelai Chicago dan minyak kedelai, ICE Canola dan rapeseed berjangka Euronext melonjak tajam," kata Bagani.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 1,7%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 juga naik 1,7%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,1%.

Impor minyak bunga matahari India kemungkinan akan turun dalam beberapa bulan mendatang karena menjadi tidak kompetitif terhadap minyak saingan karena kenaikan harga setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, kata pejabat industri kepada Reuters.

Berdasarkan data cargo surveyor Intertek Testing Services, ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-20 Juli naik 19% dari bulan sebelumnya. Sementara, Surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor dari produsen terbesar kedua dunia naik 10,1% selama periode yang sama.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(aum/aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Belajar Dari Negeri Jiran, Ini Cara Pabrik Sawit Atasi Masalah