
Kabar dari Amerika Disambut Gembira Dunia, Ayo Pesta Lagi!

Indeks utama Wall Street menguat setelah data inflasi memberikan harapan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) bisa melonggarkan kebijakan hawkishnya.
Indeks S&P 500 pun mencapai puncak tertinggi sepanjang 2023. Sementara indeks Nasdaq mampu mencapai posisi tertinggi sejak April 2022.
Pada perdagangan Rabu (12/7/2023) indeks Dow Jones ditutup menguat 0,25% menjadi 34.347,43. Sementara indeks S&P500 naik 0,74% menjadi 4.472,16. Selanjutnya indeks Nasdaq melesat 1,15% menjadi 13.918,96.
Saham bank melonjak pada perdagangan Rabu. Citigroup dan Goldman Sachs menguat masing-masing 1,8% dan 1,7%. Bank regional juga melihat keuntungan, dengan Comerica melesat 3,1%, dan Zions Bancorporation melompat 2,8%.
Indeks harga konsumen naik 3% (year on year/yoy) pada Juni. Angka ini di bawah angka ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan 3,1%.
Secara bulan ke bulan, inflasi naik 0,2% bulan lalu, juga lebih rendah dari perkiraan. Selain itu inflasi inti, yang menghapus harga makanan dan energi yang mudah berubah, naik kurang dari yang diperkirakan.
"Saya pikir ini adalah laporan yang bagus. Inflasi berjalan seperti yang diinginkan Federal Reserve. Tapi saya rasa kami belum siap untuk mengatakan bahwa mereka akan dapat memangkas suku bunga," kata Megan Horneman , kepala investasi di Verdence Capital Advisors, dikutip CNBC Internasional pada Rabu (12/7/2023).
"Masih ada tiga area inflasi yang diperhatikan oleh Fed dengan sangat cermat - inflasi layanan, inflasi upah, dan inflasi perumahan. Ketiga hal tersebut, meski sedang moderat, masih sangat tinggi," tambah Horneman.
Data Juni untuk indeks harga produsen akan dirilis Kamis. Kedua indeks harga sedang dicermati oleh para pelaku pasar, sebagai pertanda potensial bagaimana bank sentral akan menggerakkan suku bunga ke depan.
(ras/ras)