Newsletter

Mohon Bersabar, Ada Ujian Berat Buat Investor Mulai Hari Ini

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
10 July 2023 06:00
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • IHSG secara keseluruhan menguat pada pekan lalu sementara rupiah ambruk
  • Wall Street sangat labil  pekan lalu karena kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga The Fed
  • Data inflasi AS dan perkembangan di China akan membayangi pergerakan pasar keuangan Indonesia pekan ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia akan mengawali pekan kedua Juli dengan modal positif setelah sepanjang perdagangan pekan lalu mampu menghijau nyaris 1%. Sementara rupiah harus berakhir di zona merah pada perdagangan pekan lalu.

Jangan lewatkan sentimen yang berpotensi menjadi penggerak pasar pekan ini di halaman tiga.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan minggu lalu menguat 0,82% ke 6.716,46. Raihan positif tersebut membuat IHSG mencatatkan kenaikan selama dua pekan beruntun.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 37 triliun. Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 593,83 miliar di seluruh pasar dan Rp574 miliar di pasar reguler sepanjang pekan ini.

Adapun beberapa sentimen yang turut mendongkrak kinerja IHSG adalah inflasi yang terus melandai sehingga diapresiasi oleh investor. Sebab bisa menjadi modal untuk Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan lebih awal, menurut beberapa ekonom.

Pada Senin (3/7), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi RI pada Juni 2023 sebesar 0,14% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 3,52% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Inflasi (yoy) adalah yang terendah sejak Mei 2022.

Akan tetapi laju IHSG tertahan oleh potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) karena data pekerjaan yang kuat. Seberapa kuat?

Angka pekerjaan sektor swasta meningkat sebesar 497.000 pada Juni, menurut data dari perusahaan penggajian ADP. Angka ini menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak Juli 2022.
Sedangkan data tenaga kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan data tingkat pengangguran dirilis.

Untuk tenaga kerja NFP, angkanya turun menjadi 209.000 pada Juni 2023, dari sebelumnya sebesar 306.000 pada Mei lalu. Angka itu juga lebih rendah dari prediksi pasar sebesar 250.000.

Sementara itu tingkat pengangguran AS pada Juni 2023 mengalami penurunan, tapi penurunannya cenderung tipis yakni menjadi 3,6%, dari Mei lalu sebesar 3,7%. Angka ini lebih rendah dari prediksi pasar tumbuh 3,7%.

Di sisi lain, tingkat pendapatan rata-rata per jam naik 0,4% bulan lalu setelah naik dengan selisih yang sama pada Mei Tercatat, dalam 12 bulan hingga Juni, upah naik 4,4%, menyamai kenaikan Mei.
Sentimen dari The Fed ini juga yang kemudian membuat mata uang garuda tumbang melawan dolar Amerika Serikat.

Melansir dari Refinitiv pada pekan ini, rupiah ambles nyaris 1%, atau tepatnya 0,93% secara point-to-point (ptp) dihadapan dolar AS. Pada perdagangan Jumat (7/7/2023), rupiah ditutup melemah 0,6% ke Rp 15.130/US$. Rupiah kembali menyentuh level psikologis Rp 15.000/US$.

Selain itu, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 tetap tinggi sebesar US$ 137,5 miliar, meskipun menurun sebesar US$ 1,8 miliar dari posisi pada akhir Mei 2023 sebesar US$ 139,3 miliar.

BI mengungkapkan penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Indeks utama Wall Street loyo pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (7/7/2023). Penyebabnya adalah investor mencerna laporan pekerjaan Amerika Serikat yang akan mempengaruhi keputusan The Fed terkait kebijakan suku bunga.
Selain itu para investor juga menanti rilis data ekonomi serta pendapatan perusahaan pada pekan mendatang.

Melansir data Refinitiv, indeks Dow Jones melemah 187,38 poin atau 0,55% ke 33.734,88. Sementara indeks S&P500 turun 12,64 poin atau 0,29% menjadi 4.398,95. Kemudian indeks Nasdaq Composite kehilangan 18,33 poin atau 0,13% menjadi 13.660,72.

Rapor kinerja sepekan indeks utama Wall Street pun merah. Indeks Dow Jones anjlok sekitar 2%, indeks S&P500 turun 1,2%, dan indeks Nasdaq melemah 0,9%.
Angka pekerjaan sektor swasta meningkat sebesar 497.000 pada Juni, menurut data dari perusahaan penggajian ADP. Angka ini menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak Juli 2022.

Sedangkan data tenaga kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan data tingkat pengangguran dirilis.
Untuk tenaga kerja NFP, angkanya turun menjadi 209.000 pada Juni 2023, dari sebelumnya sebesar 306.000 pada Mei lalu. Angka itu juga lebih rendah dari prediksi pasar sebesar 250.000.

Sedangkan untuk tingkat pengangguran AS pada Juni 2023 juga mengalami penurunan, tetapi penurunannya cenderung tipis yakni menjadi 3,6%, dari sebelumnya pada Mei lalu sebesar 3,7%. Angka ini lebih rendah dari prediksi pasar yang memperkirakan tumbuh 3,7%.

Di sisi lain, tingkat pendapatan rata-rata per jam naik 0,4% bulan lalu setelah naik dengan selisih yang sama pada Mei Tercatat, dalam 12 bulan hingga Juni, upah naik 4,4%, menyamai kenaikan Mei.

"Laporan pekerjaan hari ini saya pikir konsisten dengan apa yang ingin dilihat The Fed," kata Josh Jamner, analis strategi investasi di ClearBridge Investments.

"Itu tidak berarti, misi tercapai atau pekerjaan selesai. Tetapi pendinginan terus-menerus di pasar kerja pada akhirnya akan membuat hidup mereka lebih mudah."

The Fed diperkirakan akan masih tetap hawkish dan bersiap menaikkan suku bunga pada pertemuan Juli. 

Austan Goolsbee, pejabat The Fed Cahicago, mengungkapkan tidak setuju dengan para pejabat The Fed lainnya yang akan menaikkan suku bunga beberapa kali lagi pada tahun ini demi melawan inflasi yang tinggi.

Modal kinerja positif selama dua pekan beruntun bisa saja berbalik pada perdagangan pertama pekan kedua Juli 2023.  Pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS) pada Rabu (12/7/2023) akan menjadi sentimen besar pekan ini. Meskipun baru diumumkan pada Rabu, kekhawatiran investor sudah akan terasa mulai hari ini, Senin (10/7/2023).

Tanda-tanda ini sudah terlihat pada gerak IHSG yang tampak sudah berada di ara oversold seperti yang terlihat pada indikator teknikal Stochastic dan MACD. Kemudian penurunan IHSG sebesar 0,6% pada perdagangan Jumat (7/7/2023) lalu diikuti oleh volume yang besar yang menandakan tekanan jual.

Pergerakan IHSGFoto: Refinitiv
Pergerakan IHSG

Adapun sentimen-sentimen yang dapat mempengaruhi laju IHSG sepanjang pekan ini berasal dari dalam maupun luar negeri.
Pertama, pada hari ini Senin (10/7/2023), dirilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) RI per Juni. Diproyeksikan akan turun tipis menjadi 128, dari posisi bulan sebelumnya 128,3.

Meskipun turun jika IKK Indonesia setelah diumumkan adalah 128 dan masih berada di zona optimis, di mana batasnya adalah 100. IKK di bawah 100 berarti zona pesimis.
IKK pada Mei yang mencapai 128,3 tersebut merupakan level tertinggi sejak Mei 2022.

Sebelumnya, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia (BI) pada Mei 2023, BI mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2023 sebesar 128,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 126,1 pada April 2023," papar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Senin (12/6/2023).

Erwin mengatakan penguatan keyakinan konsumen pada Mei 2023 didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat.

Kedua, data penting lainnya yang berguna untuk mengukur pertumbuhan ekonomi RI, yakni penjualan mobil dan motor akan dirilis masing-masing pada Kamis (13/7/2023) dan Jumat (14/7/2023).

Dari dalam negeri, sentimen lain bisa datang dari pernyataan dan kebijakan yang disampaikan sejumlah petinggi pejabat tanah air dalam acara CNBC Economic Update 2023

CNBC Indonesia akan kembali menghadirkan Economic Update 2023 dengan tema "Building Optimism for Stronger Recovery" yang akan diselenggarakan 10-14 Juli 2023.
Program ini menyajikan rangkaian wawancara eksklusif dengan jajaran menteri ekonomi di kabinet Indonesia maju dan pelaku usaha nasional.

Pada hari ini (10/7/2023), akan hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan akan menjadi pembicara awal dalam Squawk Box pada pukul 08.00-10.00 WIB. Pada kesempatan tersebut, Luhut akan membahas tema "Hilirisasi dan Investasi RI di Masa Pemulihan Ekonomi".

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto akan membahas tema "Momentum Indonesia Jadi Epicentrum Pertumbuhan ASEAN" yang dapat disaksikan pada pukul 10.00-12.00 WIB.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan menjadi pembicara utama dalam Closing Bell pada pukul 15.00-17.00 dengan tema "Akselerasi Transformasi Kesehatan Pascapandemi Covid-19".

Selanjutnya di program Evening Up pada pukul 17.00-18.00 diskusi akan diisi oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Sementara itu sentimen dari eksternal atau luar negeri akan rilis data inflasi tahunan China per Juni pada hari ini yang diperkirakan akan kembali tumbuh 0,2%.
Kemudian pada Kamis (13/7/2023), Negeri Tirai Bambu tersebut juga akan mempublikasikan neraca dagang per Juni, yang diramal akan naik menjadi US$68 miliar dari periode sebelumnya US$65,81 miliar.

Beralih ke Amerika Serikat, akan ada data ekonomi penting yakni inflasi.
Data inflasi harga konsumen (consumer price index/CPI) akan dirilis pada Rabu (12/7/2023) dan inflasi harga produsen (producer price index/PPI) pada Kamis (13/7/2023).

Konsensus ekonom menyebut, CPI tahunan AS per Juni akan turun menjadi 3,1% dari bulan sebelumnya 4%, dan menandai laju tahunan paling lambat sejak Maret 2021.
Setali tiga uang, CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.

Sementara PPI, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.

PPI kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.

Wall Street tentu ingin melihat penurunan lanjutan inflasi demi mengetahui apakah rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pengetatan moneter berhasil atau Jerome Powell cs tetap masih akan hawkish ke depan.

Selanjutnya, Britania Raya, akan melaporkan pengangguran per Mei pada Selasa (11/7/2023) dan pertumbuhan ekonomi pada Kamis (13/7/2023).
Selain itu, harga minyak rebound minggu ini tetapi tetap berada di kisaran terdekat, diperdagangkan di sekitar US$70 per barel sejak awal Mei.

Hal ini penting untuk diperhatikan karena komoditas, terutama energi, mewakili biaya input utama untuk bisnis di setiap industri dan biaya yang tidak dapat dihindari bagi sebagian besar konsumen.

Selain itu harganya dapat berpengaruh terhadap harga komoditas lain seperti CPO dan energi lain. Ujung-ujungnya harga saham komoditas tersebut juga ikut terpengaruh.

Pergerakan harga minyak pada gilirannya dapat memengaruhi sentimen konsumen dan bisnis hingga langkah The Fed tentang inflasi.

Kemudian, rilis data Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan per Juli (pembacaan awal) pada Jumat malam waktu Indonesia, dimulainya (kick off) rilis kinerja kuartal II 2023 perusahaan Wall Street (terutama bank kakap), hingga perkembangan geopolitik AS-China juga akan menjadi penggerak pasar selama pekan depan.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memberikan nada positif, tetapi pragmatis setelah menyelesaikan kunjungan bilateral ke Beijing yang bertujuan untuk meyakinkan para pejabat China bahwa AS tidak berusaha menahan saingan ekonomi terbesarnya tersebut pada Minggu (9/7/2023).

Yellen mengatakan dia memberi tahu China, setiap pembatasan investasi luar negeri AS akan "transparan" dan "ditargetkan dengan sangat sempit."

Yellen bilang, dia "menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak berusaha untuk memisahkan diri dari China," dikutip CNBC International, Minggu (9/7).

Berikut sejumlah agenda dan rilis data ekonomi pada Senin (10/7/2023):

-CNBC Ecoonomic Update akan menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

- Inflasi Konsumen China Tahunan per Juni 2023 (8.30 WIB)

- Inflasi Konsumen China Bulanan per Juni 2023 (8.30 WIB)

- Inflasi Produsen China Tahunan per Juni 2023 (8.30 WIB)

- Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia per Juni 2023 (10.00 WiB)
-Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan Pemerintah dan Bank Indonesia di ruang rapat Badan Anggaran DPR (09:00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada Senin:

- Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT Carsurin Tbk (CRSN), PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM), PT Platium Wahab Nusantara Tbk (TGUK) dan PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI) sebagai Perusahaan Tercatat ke-46,47,48 dan 49 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2023.

- Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau right issue 

- cum dividen kas saham ASBI

- cum dividen kas saham CTRA

- cum dividen kas saham ERAA

- cum dividen kas saham IPCC

- cum dividen kas saham ISSP

- cum dividen kas saham MNCN

- cum dividen kas saham MPPA

- cum dividen kas saham NCKL

- cum dividen kas saham PWON

- cum dividen kas saham SMMT

- RUPST saham BLTA

- IPO saham CRSN

- IPO + waran saham GRPM 

- HMETD/Right Issue saham CSAP

- HMETD/Right Issue saham PKPK

- HMETD/Right Issue saham SIPD

- HMETD/Right Issue saham SLIS

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular