
Mohon Bersabar, Ada Ujian Berat Buat Investor Mulai Hari Ini

Sementara itu sentimen dari eksternal atau luar negeri akan rilis data inflasi tahunan China per Juni pada hari ini yang diperkirakan akan kembali tumbuh 0,2%.
Kemudian pada Kamis (13/7/2023), Negeri Tirai Bambu tersebut juga akan mempublikasikan neraca dagang per Juni, yang diramal akan naik menjadi US$68 miliar dari periode sebelumnya US$65,81 miliar.
Beralih ke Amerika Serikat, akan ada data ekonomi penting yakni inflasi.
Data inflasi harga konsumen (consumer price index/CPI) akan dirilis pada Rabu (12/7/2023) dan inflasi harga produsen (producer price index/PPI) pada Kamis (13/7/2023).
Konsensus ekonom menyebut, CPI tahunan AS per Juni akan turun menjadi 3,1% dari bulan sebelumnya 4%, dan menandai laju tahunan paling lambat sejak Maret 2021.
Setali tiga uang, CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.
Sementara PPI, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.
PPI kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.
Wall Street tentu ingin melihat penurunan lanjutan inflasi demi mengetahui apakah rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pengetatan moneter berhasil atau Jerome Powell cs tetap masih akan hawkish ke depan.
Selanjutnya, Britania Raya, akan melaporkan pengangguran per Mei pada Selasa (11/7/2023) dan pertumbuhan ekonomi pada Kamis (13/7/2023).
Selain itu, harga minyak rebound minggu ini tetapi tetap berada di kisaran terdekat, diperdagangkan di sekitar US$70 per barel sejak awal Mei.
Hal ini penting untuk diperhatikan karena komoditas, terutama energi, mewakili biaya input utama untuk bisnis di setiap industri dan biaya yang tidak dapat dihindari bagi sebagian besar konsumen.
Selain itu harganya dapat berpengaruh terhadap harga komoditas lain seperti CPO dan energi lain. Ujung-ujungnya harga saham komoditas tersebut juga ikut terpengaruh.
Pergerakan harga minyak pada gilirannya dapat memengaruhi sentimen konsumen dan bisnis hingga langkah The Fed tentang inflasi.
Kemudian, rilis data Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan per Juli (pembacaan awal) pada Jumat malam waktu Indonesia, dimulainya (kick off) rilis kinerja kuartal II 2023 perusahaan Wall Street (terutama bank kakap), hingga perkembangan geopolitik AS-China juga akan menjadi penggerak pasar selama pekan depan.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen memberikan nada positif, tetapi pragmatis setelah menyelesaikan kunjungan bilateral ke Beijing yang bertujuan untuk meyakinkan para pejabat China bahwa AS tidak berusaha menahan saingan ekonomi terbesarnya tersebut pada Minggu (9/7/2023).
Yellen mengatakan dia memberi tahu China, setiap pembatasan investasi luar negeri AS akan "transparan" dan "ditargetkan dengan sangat sempit."
Yellen bilang, dia "menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak berusaha untuk memisahkan diri dari China," dikutip CNBC International, Minggu (9/7).
(ras/ras)