Market Commentary

Duh! Saham GTSI Tommy Soeharto Otw Gocap

Tim Riset, CNBC Indonesia
Jumat, 23/06/2023 11:24 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distribusi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) milik Tommy Soeharto yakni PT GTS Internasional Tbk (GTSI) terpantau sudah menyentuh level gocap pada perdagangan sesi I Jumat (23/6/2023).

Per pukul 11:07 WIB, saham GTSI stagnan di level Rp 51/saham. Saham GTSI pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 50 - Rp 51 per saham.

Saham GTSI sudah ditransaksikan sebanyak 38 kali dengan volume sebesar 1,61 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 80,76 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 806,78 miliar.


Hingga pukul 11:07 WIB, di order offer atau jual, terdapat 50.506 lot antrian di harga Rp 51/saham atau sekitar Rp 257 juta. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 57/saham yang mencapai 100.212 lot atau sekitar Rp 571 juta.

Sedangkan di order bid atau beli, terdapat 141.687 lot antrian di harga batas bawahnya hari ini yakni Rp 50/saham atau sekitar Rp 708 juta.

Belum diketahui secara pasti penyebab saham GTSI nyaris menyentuh level gocap pada sesi I hari ini.

GTSI didirikan pada tahun 1986 dan merupakan bagian dari Grup Humpuss. GTSI juga menjadi salah satu operator lokal yang diandalkan dalam transportasi LNG. Perusahaan telah memiliki teknologi dan kru berkualitas setara operator transportasi LNG asing.

Di sisi lain, bisnis transportasi LNG domestik mulai bergeliat sejak 2015, ketika GTSI berpartisipasi dalam proyek LNG Benoa.

Setahun kemudian, GTSI pun berpartisipasi dalam proyek FSRU Jawa Satu dimana GTSI memiliki saham sebesar 25%, dan sejak saat itu perusahaan itu terus berpartisipasi menyuplai kebutuhan LNG berskala kecil ke berbagai daerah, dengan kapal-kapal kecil yang mampu menjelajahi perairan dangkal berkedalaman 10 meter.

Menariknya, kapal LNG dan FSRU dioperasikan oleh 100% kru kapal yang merupakan anak bangsa Indonesia yang berpengalaman dengan kemampuan taraf internasional. Capaian ini dinilai membanggakan mengingat operator kapal LNG lain mayoritas masih menggunakan tenaga asing.

Ke depan, bisnis transportasi LNG beserta infrastruktur pendukungnya sangat menjanjikan. Saat ini, kebutuhan LNG paling banyak diserap pembangkit listrik PLN grup sebagai bagian dari upaya meningkatkan penggunaan energi bersih.

Di samping itu, ada juga beberapa pengguna lain seperti di industri baik besar maupun kecil, seperti perhotelan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Alasan Produsen Batu Bara Ramai-Ramai Incar Bisnis LNG & EBT