
Saham Bank Bergerak Tak Kompak Meski Ada Sentimen Positif

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Jumat (23/6/2023) di perdagangan satu jam pertama, beberapa saham perbankan bergerak tidak kompak meskipun ada ssntimen positif dari Bank Indonesia (BI) yang melaporkan tumbuhnya penyaluran kredit perbankan pada Mei 2023.
Pada satu jam perdagangan pertama hari ini transaksi di pasar saham cukup sepi dengan total transaksi masih dibawah Rp2 triliun. Menjelang libur panjang, para pelaku pasar mengambil waktu istirahat untuk bertransaksi.
Sentimen positif yang datang untuk sektor perbankan yakni Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada Mei 2023 semakin kencang dengan tumbuh 9,39% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 8,08%.
"Kenaikan pertumbuhan kredit terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi seperti jasa dunia usaha pertambangan industri dan jasa sosial," ucap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Pertumbuhan kredit didorong permitnaan yang naik, sejalan dengan kinerja korporasi yang tumbuh tinggi serta tersedianya likuiditas dan longgarnya standar kredit pembiayaan oleh perbanakan.
Bila dirinci, perbankan syariah membukukan pertumbuhan pembiayaan lebih tinggi dari industri, yakni 19,5% yoy. Satu pendorongnya adalah segmen UMKM yang naik 7,61% yoy dengan realisasi kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 80,25 triliun.
Perry juga mengatakan BI akan terus meningkatkan stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit secara lebih lanjut.
Hal tersebut akan ditempuh dengan meningkatkan dan penajaman insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit pada sektor hilirisasi, di antaranya, pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan, serta sektor lain seperti pariwisata, ekonomi hijau, dan UMKM.
BI juga melaporkan kondisi likuiditas perbankan sangat mendukung untuk ekspansi kredit. Per Mei 2023 rasio alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) pada posisi 27,52%. Sebagai informasi batas bawah AL/DPK adalah 10%.
Bank juga tercatat memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,54%. Angka ini jauh di atas batas bawah yang ditetapkan regulator sebesar 10%.
Pada Mei 2023, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,55% yoy. Bila dibandingkan dengan capaian April 2023, pertumbuhan DPK melambat, di mana pada bulan tersebut tumbuh 7,0% yoy.
Hasil stress test BI juga menunjukan ketahanan perbankan yang kuat. Ke depan, BI terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Begini Prospek Sektor Perbankan di 2024