
Amerika Rusak Pesta Warga RI, BI pun Pusing

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu kemarin, di mana investor merespons terkait testimoni ketua bank sentral AS yang mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi yang masih cukup tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,3% ke posisi 33.951,52, S&P 500 terkoreksi 0,52% ke 4.365,69, dan Nasdaq Composite ambles 1,21% menjadi 13.502,2.
Tiga saham raksasa teknologi membebani indeks Nasdaq, yakni saham Tesla yang ambruk 5,46%, kemudian Microsoft yang ambles 1,33%, dan dan Nvidia yang ambrol 1,74%.
Tak hanya tiga saham raksasa teknologi tersebut, saham teknologi lainnya juga terkoreksi, seperti saham Amazon yang melemah 0,76% di sesi penutupan, setelah Komisi Perdagangan Federal AS kemarin menggugat Amazon.
Agensi tersebut menuduh bahwa Amazon membodohi jutaan pembeli untuk mendaftar ke Prime, dan kemudian menghalangi upaya mereka untuk membatalkan.
Saham Alphabet dan Netflix pun juga ambles masing-masing turun lebih dari 2%.
Saham-saham teknologi kembali merana karena sentimen dari antusiasme terkait teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) mulai memudar. Selain itu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mengisyaratkan akan menaikkan lagi suku bunga acuannya juga membebani saham-saham teknologi.
Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan karena inflasi masih cukup tinggi dan juga masih cukup jauh dari target yang ditetapkan sebesar 2%.
"Tekanan inflasi terus tinggi dan proses menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh," katanya dalam sambutan yang disiapkan untuk dengar pendapat di depan Komite Jasa Keuangan DPR.
Komentar tersebut muncul setelah kesimpulan dari pertemuan pekan lalu ketika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya, setelah 10 kali kenaikan berturut-turut.
Tak hanya Powell, para pejabat The Fed juga setuju bahwa ada kemungkinan kenaikan dua kali lagi di akhir tahun ini.
"Hampir semua peserta FOMC memperkirakan akan tepat untuk menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh pada akhir tahun ini," ujar Powell dihadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS.
Meski begitu, pelaku pasar masih mengharapkan hanya satu kenaikan suku bunga sebesar 25 bp pada Juli mendatang oleh The Fed untuk sisa tahun ini.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 71,9% The Fed akan mengerek lagi suku bunga acuan sebesar 25 bp pada Juli mendatang. Sedangkan sisanya yakni sebesar 28,1% The Fed akan kembali menahan suku bunga.
Di lain sisi, saham ekspedisi FedEx ambles 2,51%, setelah raksasa ekspedisi tersebut membukukan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal terakhir.
Sedangkan saham Winnebago ambrol lebih dari 1%, setelah saham pembuat motor tersebut melewatkan estimasi pendapatan kuartal ketiga.
