Market Commentary

Sawit RI Kena Serang Eropa Terus, Gimana Sahamnya?

Tim Riset, CNBC Indonesia
Kamis, 15/06/2023 11:12 WIB
Foto: Perkebunan kelapa sawit (The Washington Post via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) terpantau cenderung bervariasi pada perdagangan sesi I Kamis (15/6/2023), meski saat ini CPO Indonesia tengah mendapat serangan dari Negara Barat, yakni Eropa.

Per pukul 10:26 WIB, dari 14 saham CPO, enam saham terkoreksi, tiga saham cenderung stagnan, dan lima saham cenderung menguat.

Berikut pergerakan saham emiten minyak sawit pada perdagangan sesi I hari ini.


SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Dharma Satya NusantaraDSNG555-1,77%
Menthobi Karyatama RayaMKTR167-1,76%
Salim Ivomas PratamaSIMP406-1,46%
Triputra Agro PersadaTAPG540-0,92%
Tunas Baru LampungTBLA675-0,74%
PP London Sumatra IndonesiaLSIP1.005-0,50%
Jaya Agra WattieJAWA750,00%
Palma SerasihPSGO1380,00%
Pradiksi GunatamaPGUN5800,00%
Jhonlin Agro RayaJARR2220,91%
Gozco PlantationsGZCO891,14%
Eagle High PlantationsBWPT551,85%
Citra Borneo UtamaCBUT1.9652,34%
Provident Investasi BersamaPALM5906,31%

Sumber: RTI

Saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menjadi saham yang koreksinya paling besar pada sesi I hari ini, yakni ambles 1,77% ke posisi harga Rp 555/saham.

Sedangkan untuk saham PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melejit 6,31% menjadi Rp 590/saham.

Produk minyak sawit dari Indonesia kerap mendapatkan serangan dan hambatan saat masuk pasar Eropa. Jenis serangan yang dilakukan berbagai macam, mulai dari black campaign atau kampanye hitam hingga yang terakhir pemberlakukan Undang Undang Deforestasi sejak bulan Mei 2023 lalu.

Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal Sutawijaya mengungkapkan yang dilakukan Uni Eropa adalah trik perang dagang semata. Mereka tidak mau produk minyak nabati sejenis seperti bunga matahari, kedelai, hingga jagung kalah bersaing dari sawit.

"Untuk menjaga pasar produknya, Eropa melakukan langkah-langkah yang terlihat menyerang kelapa sawit. Padahal ini intinya adalah persaingan dagang semata," tegas Achmad saat bercerita kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/6/2023).

Achmad menilai memang produk minyak sawit RI punya daya saing tinggi dengan kompetitor minyak nabati lainnya asal Eropa. Hal ini membuat harga minyak sawit RI lebih murah. Salah satunya menyangkut soal produktivitas.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono menyebut saat ini tanaman sawit rata-rata produksinya bisa menghasilkan 4 ton per hektare per tahun. Sementara tanaman penghasil minyak nabati lainnya (rapeseed) hanya bisa menghasilkan 900 kilogram per hektare per tahun.

Maka dari itu, harga dari minyak goreng sawit bisa lebih murah jika dibandingkan minyak nabati lainnya. Di mana tanah yang dipakai pun 1 berbanding 10 lebih kecil dari kedelai.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Strategi Sawit RI di Tengah Tekanan Ekonomi Global