
Sawit RI Kena Serang Eropa Terus, Gimana Sahamnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) terpantau cenderung bervariasi pada perdagangan sesi I Kamis (15/6/2023), meski saat ini CPO Indonesia tengah mendapat serangan dari Negara Barat, yakni Eropa.
Per pukul 10:26 WIB, dari 14 saham CPO, enam saham terkoreksi, tiga saham cenderung stagnan, dan lima saham cenderung menguat.
Berikut pergerakan saham emiten minyak sawit pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Dharma Satya Nusantara | DSNG | 555 | -1,77% |
Menthobi Karyatama Raya | MKTR | 167 | -1,76% |
Salim Ivomas Pratama | SIMP | 406 | -1,46% |
Triputra Agro Persada | TAPG | 540 | -0,92% |
Tunas Baru Lampung | TBLA | 675 | -0,74% |
PP London Sumatra Indonesia | LSIP | 1.005 | -0,50% |
Jaya Agra Wattie | JAWA | 75 | 0,00% |
Palma Serasih | PSGO | 138 | 0,00% |
Pradiksi Gunatama | PGUN | 580 | 0,00% |
Jhonlin Agro Raya | JARR | 222 | 0,91% |
Gozco Plantations | GZCO | 89 | 1,14% |
Eagle High Plantations | BWPT | 55 | 1,85% |
Citra Borneo Utama | CBUT | 1.965 | 2,34% |
Provident Investasi Bersama | PALM | 590 | 6,31% |
Sumber: RTI
Saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menjadi saham yang koreksinya paling besar pada sesi I hari ini, yakni ambles 1,77% ke posisi harga Rp 555/saham.
Sedangkan untuk saham PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melejit 6,31% menjadi Rp 590/saham.
Produk minyak sawit dari Indonesia kerap mendapatkan serangan dan hambatan saat masuk pasar Eropa. Jenis serangan yang dilakukan berbagai macam, mulai dari black campaign atau kampanye hitam hingga yang terakhir pemberlakukan Undang Undang Deforestasi sejak bulan Mei 2023 lalu.
Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal Sutawijaya mengungkapkan yang dilakukan Uni Eropa adalah trik perang dagang semata. Mereka tidak mau produk minyak nabati sejenis seperti bunga matahari, kedelai, hingga jagung kalah bersaing dari sawit.
"Untuk menjaga pasar produknya, Eropa melakukan langkah-langkah yang terlihat menyerang kelapa sawit. Padahal ini intinya adalah persaingan dagang semata," tegas Achmad saat bercerita kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/6/2023).
Achmad menilai memang produk minyak sawit RI punya daya saing tinggi dengan kompetitor minyak nabati lainnya asal Eropa. Hal ini membuat harga minyak sawit RI lebih murah. Salah satunya menyangkut soal produktivitas.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono menyebut saat ini tanaman sawit rata-rata produksinya bisa menghasilkan 4 ton per hektare per tahun. Sementara tanaman penghasil minyak nabati lainnya (rapeseed) hanya bisa menghasilkan 900 kilogram per hektare per tahun.
Maka dari itu, harga dari minyak goreng sawit bisa lebih murah jika dibandingkan minyak nabati lainnya. Di mana tanah yang dipakai pun 1 berbanding 10 lebih kecil dari kedelai.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat