Pasar RI Siap Pesta Lagi, Saham Teknologi Jadi Bintangnya
- Pasar keuangan RI bergerak beragam kemarin di mana IHSG menguat tetapi rupiah tersungkur
- Wall Street mencatatkan kinerja impresif dengan kompak menguat kemarin
- Sektor teknologi masih menjadi bintang di bursa Wall Street dan diharapkan menular ke pasar Tanah Air
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan kinerja impresif. Namun, rupiah tersungkur.
Kinerja pasar keuangan Tanah Air diharapkan kompak menguat pada hari ini sejalan dengan banyaknya sentimen positif. Selengkapnya mengenai proyeksi pergerakan pasar dan sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.
IHSG ditutup menguat 0,42% pada perdagangan Senin (12/6/2023) ke posisi 6.722,37. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 25 Mei lalu sekaligus membawa IHSG berada di level 6.700 untuk pertama kalinya sejak 25 Mei 2023.
Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif bursa Tanah Air yang juga menguat dalam empat hari perdagangan sebelumnya. Sebanyak 291 saham menguat, 238 anjlok, sementara 220 lainnya stagnan.
Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 9,2 triliun dengan melibatkan 21, 4 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,46 juta kali.
Namun, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 659,94 miliar.
IHSG dibuka melemah kemarin dan tetap bergerak stagnan hingga sesi I berakhir. Pada penutupan sesi I, IHSG terkoreksi tipis 0,06 ke posisi 6.690,11.
Namun, IHSG berbalik arah ke zona hijau hingga menembus level 6.700 dan akhirnya menutup perdagangan di posisi 6.722,37.
Tujuh indeks sektoral menguat yakni sektor transportasi (2,87%), kesehatan (1,43%), bahan baku 0,34%, energi (0,81%), industri (0,18%), non siklikal (0,66%), dan keuangan 0,8%.
Saham bank-bank digital dan emiten baru bara juga masih menjadi bintang pada perdagangan kemarin.
Saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) menguat 24,92% kemarin. Saham BBHI terus menguat tajam dalam enam hari terakhir dengan penguatan menembus 84,3%.
Saham PT Era Digital Media (AWAN) juga masih kencang dengan menguat 10%. Saham sektor digital lain yang terbang adalah PT Solusi Sinergi Digital (WIFI) yang melonjak 10,34%.
Sementara itu, saham emiten batu bara yang menguat tajam di antaranya PT Bayan Resources Tbk atau BYAN (10,92%), PT Bukit Asam/PTBA yang terapresiasi 4,44% sementara PT Indo Tambangraya Megah atau ITMG menanjak 1,18%.
Rally pada sektor digital ditopang oleh meningkatnya ekspektasi pasar jika sektor tersebut akan tumbuh jauh lebih baik pada tahun ini. Selain pemulihan ekonomi, kenaikan ekspektasi pasar ditopang oleh proyeksi jika suku bunga ke depan akan melandai. Kondisi ini akan meringankan sektor digital karena ongkos pinjaman akan lebih murah.
Ekspektasi melandainya suku bunga juga menjadi salah satu alasan mengapa IHSG berlari kencang kemarin.
Pasar melihat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada bulan ini.
The Fed diperkirakan akan mulai menahan suku bunga setelah mengereknya sebesar 500 bps sejak Maret 2022.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 78% The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di 5% - 5,25%.
Dari dalam negeri, laju IHSG juga ditopang oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan IKK pada Mei 2023 meningkat cukup tajam. Demikian pula dengan Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini ataupun Indeks Ekspektasi Konsumen.
IKK pada Mei 2023 tercatat 128,3 atau tertinggi sejak Mei 2022 atau setahun lalu.
IKK mencerminkan keyakinan konsumen dalam melihat kondisi ekonomi saat ini dan di periode yang akan datang. Keyakinan konsumen ini akan mempengaruhi pola masyarakat dalam berbelanja.
Survei BI juga menunjukkan masyarakat mulai meningkatkan konsumsi dan membayar cicilan lebih banyak. Porsi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi naik menjadi 75,4% pada Mei, dari 75,2% pada April.
Dengan IKK yang meningkat dan proporsi belanja yang naik maka ekonomi Tanah Air diharapkan akan tetap tumbuh positif. Keuntungan perusahaan pun akan naik karena penjualan akan meningkat.
IHSG tidak berpesta kemarin. Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Senin (12/6/2023). Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 0,52%, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,07% dan Straits Times Singapura menanjak 0,29%
Namun untuk indeks Shanghai Composite China ditutup turun tipis 0,08% dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,45%.
Berbeda dengan IHSG, nilai tukar rupiah melemah di hadapan dolar AS. Pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup di posisi Rp 14.860,00/US$ atau melemah 0,17%.
Pelemahan ini berbanding terbalik dengan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (9/6/2023) di mana rupiah menguat 0,37%.
Pelemahan rupiah ini disebabkan oleh sikap pelaku pasar currency yang memilih hati-hati sebelum pengumuman kebijakan The Fed Rabu pekan ini.
Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun turun ke 6,309% atau level terendahnya sejak Februari 2022 atau lebih dari setahun terakhir.
Yield yang turun menandai harga SBN yang semakin mahal karena investor mengincar SBN, terutama investor asing.
(mae/mae)