
Saham BBHI ARA & Meroket Nyaris 80% Dalam 6 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank digital milik CT Corp yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) kembali melesat dan menyentuh auto reject atas (ARA) pada akhir perdagangan Senin (12/6/2023).
Hingga akhir perdagangan hari ini, saham BBHI terbang 24,92% ke posisi harga Rp 1.880/saham. Bahkan, saham BBHI pada hari ini berhasil menyentuh auto reject atas (ARA), di mana pada harga Rp 1.880/saham menjadi batas atasnya dan terdapat 23.859 lot antrian atau sekitar Rp 4,5 miliar di offer bid atau beli.
Pada perdagangan awal pekan ini, saham BBHI ditransaksikan sebanyak 10.645 kali dengan volume sebesar 20,97 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 36,83 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 40,85 triliun.
Diketahui, saham BBHI sudah mencetak penguatan sejak Senin pekan lalu, sehingga sejak saat itu hingga hari ini, saham BBHI sudah melesat hingga 79,05%.
Tetapi, saham BBHI terpantau terbang tinggi sejak Kamis pekan lalu, di mana sejak Kamis lalu hingga hari ini sudah melesat 48,03%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BBHI sudah melonjak 45,17%.
Saham BBHI pun menjadi juara diantara saham-saham bank digital pada hari ini, seperti yang terjadi pada Jumat pekan lalu.
Melesatnya saham BBHI dan saham-saham bank digital lainnya terjadi seiring pulihnya sektor teknologi global dalam beberapa hari terakhir. Prospek dari melunaknya sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjadi penopang saham teknologi.
Saat ini, pelaku pasar global optimis bahwa sikap The Fed mulai melunak pada pertemuan pekan ini. Pasar pun memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuannya pada pertemuan 13-14 Juni 2023 waktu setempat.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 73,6% The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di 5% - 5,25%.
Pasar yang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunganya karena perekonomian Negeri Paman Sam mulai mengalami perlambatan.
Selain karena pasar optimis bahwa sikap The Fed dapat melunak, optimisme pasar terkait teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang makin berkembang pesat juga dapat menggairahkan kembali saham-saham teknologi.
Dengan semakin pesatnya AI, maka sektor keuangan juga dapat diuntungkan seperti mempermudah kebutuhan perbankan dalam memenuhi kebutuhan nasabah, meningkatkan keamanan, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan tentunya memangkas biaya operasional.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Dalam Sepekan, Saham BBHI Melejit Nyaris 48%