Market Commentary

Sempat Menghijau di Awal Perdagangan, Saham Bank RI Loyo Juga

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 31/05/2023 11:52 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (31/5/2023).

Dari 13 saham bank KBMI 3-4, tercatat sembilan saham melemah, satu saham cenderung stagnan, dan tiga saham menguat.


Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Maybank IndonesiaBNII238-1,65%
Bank OCBC NISPNISP1.015-1,46%
Bank CIMB NiagaBNGA1.435-1,37%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI5.425-1,36%
Bank MegaMEGA4.880-0,81%
Bank PermataBNLI940-0,53%
Bank MandiriBMRI5.125-0,49%
Bank Danamon IndonesiaBDMN2.760-0,36%
Bank Syariah IndonesiaBRIS1.735-0,29%
Bank Tabungan NegaraBBTN1.2450,00%
Bank Central AsiaBBCA9.2750,27%
Bank Pan IndonesiaPNBN1.1000,46%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.0750,55%

Sumber: RTI

Per pukul 11:30 WIB, saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menjadi saham bank yang koreksinya paling besar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,65% ke posisi Rp 238/unit.

Selain itu, saham perbankan raksasa terpantau bervariasi. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau terkoreksi masing-masing 1,36% dan 0,49%. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat masing-masing 0,27% dan 0,55%.

Beberapa saham perbankan turut menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), seperti saham BBRI sebesar 9,2 indeks poin dan saham BMRI sebesar 2,4 indeks poin.

Namun, saham BBCA dan BBNI justru menjadi penahan koreksi IHSG agar tidak lebih dalam koreksinya. Saham BBCA menopang sebesar 1,7 indeks poin. Sedangkan saham BBNI menahan koreksi IHSG sebesar 0,9 indeks poin.

Kinerja keuangan sektor perbankan, terutama bank raksasa yang masih positif menjadi pendorong harga sahamnya hari ini, meski beberapa juga ada yang terkoreksi.

Investor cenderung menahan selera risikonya di tengah proyeksi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) berencana menaikkan lagi suku bunga acuannya pada pertemuan edisi Juni 2023.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, keyakinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga melonjak menjadi sebesar 68,8%. Jumlah ini berbanding dari pekan lalu di mana para pelaku pasar masih optimis The Fed tidak akan menaikkan suku bunga.

Semakin tinggi suku bunga, maka risiko Amerika Serikat mengalami resesi semakin besar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi