
Sempat Menghijau di Awal Perdagangan, Saham Bank RI Loyo Juga

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (31/5/2023).
Dari 13 saham bank KBMI 3-4, tercatat sembilan saham melemah, satu saham cenderung stagnan, dan tiga saham menguat.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 238 | -1,65% |
Bank OCBC NISP | NISP | 1.015 | -1,46% |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.435 | -1,37% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 5.425 | -1,36% |
Bank Mega | MEGA | 4.880 | -0,81% |
Bank Permata | BNLI | 940 | -0,53% |
Bank Mandiri | BMRI | 5.125 | -0,49% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 2.760 | -0,36% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.735 | -0,29% |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.245 | 0,00% |
Bank Central Asia | BBCA | 9.275 | 0,27% |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.100 | 0,46% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.075 | 0,55% |
Sumber: RTI
Per pukul 11:30 WIB, saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menjadi saham bank yang koreksinya paling besar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,65% ke posisi Rp 238/unit.
Selain itu, saham perbankan raksasa terpantau bervariasi. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau terkoreksi masing-masing 1,36% dan 0,49%. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat masing-masing 0,27% dan 0,55%.
Beberapa saham perbankan turut menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), seperti saham BBRI sebesar 9,2 indeks poin dan saham BMRI sebesar 2,4 indeks poin.
Namun, saham BBCA dan BBNI justru menjadi penahan koreksi IHSG agar tidak lebih dalam koreksinya. Saham BBCA menopang sebesar 1,7 indeks poin. Sedangkan saham BBNI menahan koreksi IHSG sebesar 0,9 indeks poin.
Kinerja keuangan sektor perbankan, terutama bank raksasa yang masih positif menjadi pendorong harga sahamnya hari ini, meski beberapa juga ada yang terkoreksi.
Investor cenderung menahan selera risikonya di tengah proyeksi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) berencana menaikkan lagi suku bunga acuannya pada pertemuan edisi Juni 2023.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, keyakinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga melonjak menjadi sebesar 68,8%. Jumlah ini berbanding dari pekan lalu di mana para pelaku pasar masih optimis The Fed tidak akan menaikkan suku bunga.
Semakin tinggi suku bunga, maka risiko Amerika Serikat mengalami resesi semakin besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMRI ATH Lagi di Rp 6.600, Saham Bank Jumbo Lain Ngikut?
