
Lepas dari "Malapetaka" Ekonomi, AS Masih Terancam Resesi!

IHSG pada perdagangan hari ini, rabu (31/5/2023), diperkirakan akan bergerak di rentang support 6.618 dan resisten di 6.740.
IHSG tampaknya ada potensi kembali melemah pada perdagangan besok menuju area support terdekat. Namun ada peluang rebound jika melihat indikator RSI dan Stochastic yang sudah dekat dengan area oversold atau jenuh jual.
Jika IHSG mampu menembus resisten maka target berikutnya di 6.812 hingga 6.845. Namun jika breakdown atau turun dari support, maka IHSG akan bergerak ke 6.565. Sementara itu ada berbagai sentimen yang akan menjadi penggerak IHSG pada perdagangan hari ini.
![]() Foto: Refinitiv |
Aktivitas Ekonomi AS Menguat, The Fed Bisa Tetap Hawkish
Aktivitas ekonomi Amerika Serikat kembali bergairah setelah rilis data-data ekonomi makro. Indeks harga rumah AS tumbuh 3,6% yoy pada Maret 2023. Meskipun sedikit melambat dari bulan sebelumnya, tapi tumbuh lebih tinggi dari konsensus sebesar 2,4% yoy.
Sementara itu Indeks Keyakinan Konsumen AS yang diperkirakan akan masuk zona pesimis pada Mei, tampak bertahan di zona optimis yakni 102,3.
Indikasi bahwa ekonomi Amerika Serikat yang masih solid tersebut diterjemahkan oleh para pelaku pasar akan menjadi peluang bagi bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan 14 Juni 2023 sebesar 25 basis poin ke 5,25%-5,5%.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, keyakinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga melonjak menjadi sebesar 68,8%. Jumlah ini berbanding dari pekan lalu di mana para pelaku pasar masih optimis The Fed tidak akan menaikkan suku bunga.
Semakin tinggi suku bunga, maka risiko Amerika Serikat mengalami resesi semakin besar.
![]() |
Aktivitas Manufaktur China Tetap Terkontraksi
Siang ini akan ada rilis data manufaktur China oleh NBS yang diperkirakan masih berada di zona kontraksi.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics, manufaktur China akan berada di level 49,4. Jika terjadi sesuai perkirakan, ini akan menjadi bulan kedua berturut-turut aktivitas manufaktur China berada di zona kontraksi.
Aktivitas manufaktur memiliki titik tengah di 50, di bawah angka tersebut yakni zona kontraksi. Sedangkan di atas level 50 adalah level ekspansi.
Rilis data ini dapat mempengaruhi gerak pasar saham Indonesia karena China adalah mitra dagang utama Indonesia. Sehingga jika aktivitas manufaktur China lesu akan berpengaruh terhadap ekspor dan impor barang.
(pap/pap)