Market Commentary

Harga Nyungsep, Begini Nasib 20 Saham Batu Bara RI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 May 2023 10:14
eskcavator dan batu bara
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara cenderung bervariasi pada perdagangan sesi I Rabu (24/5/2023), di tengah kembali terkoreksinya harga batu bara kemarin setelah sempat rebound pada Senin lalu.

Per pukul 09:46 WIB, dari 20 saham batu bara RI, delapan saham terpantau melemah, tiga saham cenderung stagnan, dan sembilan saham menguat.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Adaro Energy IndonesiaADRO2.260-1,31%
Indo Tambangraya MegahITMG25.250-0,88%
Indika EnergyINDY1.910-0,78%
ABM InvestamaABMM3.070-0,65%
Delta Dunia MakmurDOID320-0,62%
Adaro Minerals IndonesiaADMR800-0,62%
Prima Andalan MandiriMCOL5.525-0,45%
Harum EnergyHRUM1.295-0,38%
Baramulti SuksessaranaBSSR3.7200,00%
Bayan ResourcesBYAN19.1000,00%
MNC Energy InvestmentIATA660,00%
United TractorsUNTR24.5750,31%
Bukit AsamPTBA3.1600,32%
TBS Energi UtamaTOBA3920,51%
Golden Eagle EnergySMMT7000,72%
Bumi ResourcesBUMI1170,86%
Mitrabara AdiperdanaMBAP4.8601,67%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS571,79%
Atlas ResourcesARII1601,91%
Alfa Energi InvestamaFIRE745,71%

Sumber: RTI

Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 1,31% ke posisi Rp 2.260/saham.

Sedangkan saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini yakni melonjak 5,71% menjadi Rp 74/saham.

Harga batu bara yang kembali terkoreksi membuat saham-saham batu bara RI kembali bergerak beragam karena investor cenderung menahan untuk memburu saham batu bara.

Pada perdagangan Selasa kemarin, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup ambles 1,32% di posisi US$ 161,25 per ton.

Pelemahan ini memutus tren positif pasir hitam menguat pada dua hari sebelumnya dengan penguatan mencapai 6,1%.

Harga batu bara melemah karena aksi profit taking, terus melemahnya harga gas, serta sentimen negatif dari Eropa.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) terus melandai hingga menyentuh 29,13 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin. Harga tersebut adalah yang terendah sejak Juni 2021.

Gas dan batu bara adalah dua komoditas yang saling mengganti dan harganya saling mempengaruhi.

Dengan harga gas yang semakin turun maka batu bara semakin ditinggalkan karena banyak yang lebih berpaling ke gas. Kondisi ini terutama terjadi di kawasan Eropa.

Selain itu, melemahnya permintaan batu bara juga memperberat harga batu bara, di mana lesunya permintaan tercermin dari menumpuknya pasokan pasir hitam di Pelabuhan Eropa.

Pasokan batu bara di pelabuhan Eropa barat laut meningkat 7% dalam sepekan terakhir, ke level tertingginya dalam delapan bulan. Pasokan batu bara di Pelabuhan ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) ada di angka 6 juta ton pada pekan lalu, meningkat 39% dari periode yang sama tahun lalu.

Bahkan, di Asia yakni Jepang dan Korea Selatan pun sudah mulai mengurangi impor batu bara.

Impor batu bara Korea Selatan ambruk 21,8% (mtm) pada April menjadi 8,39 juta ton

Impor dari Jepang juga ambles. Secara keseluruhan, impor batu bara Jepang turun 1,6% (yoy) menjadi 13,23 juta ton. Impor batu bara jenis thermal anjlok 10,8% (yoy) menjadi 7,28 juta ton.

Di tengah banyaknya negara yang mengurangi impor, India masih menjadi penyelamat dengan terus meningkatkan permintaan.

Impor batu bara India pada April melonjak 32% (yoy) menjadi 16,23 juta ton. Impor tetap melonjak meskipun India juga meningkatkan produksi.

Produksi batu bara India meningkat 9% (yoy) menjadi 73 juta ton.

Impor tetap meningkat karena kebutuhan batu bara tengah melonjak dan diperkirakan masih akan tetap tinggi ke depan.

Kebutuhan listrik di India diperkirakan akan mencapai puncak pada Juni tahun ini hingga menembus 229 giga watt (GW). Naik dibandingkan Juni pada tahun sebelumnya menjadi 215GW.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Masih Labil, Tapi 13 Sahamnya di RI Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular