
Harga Batu Bara Ambles 57% YTD, Sahamnya di RI Masih Cerah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara cenderung bervariasi dengan mayoritas menguat pada perdagangan sesi I Senin (8/5/2023), di tengah ambruknya harga batu bara dunia pada pekan lalu
Per pukul 10:18 WIB, dari 20 saham batu bara RI, sembilan saham terpantau melemah, sedangkan sebelas saham menguat.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Atlas Resources | ARII | 171 | -6,04% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 5.950 | -4,80% |
Bumi Resources | BUMI | 116 | -3,33% |
Indika Energy | INDY | 2.090 | -2,79% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 935 | -2,60% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 660 | -1,49% |
MNC Energy Investment | IATA | 70 | -1,41% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 76 | -1,30% |
Bayan Resources | BYAN | 20.525 | -0,73% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 3.980 | 0,76% |
TBS Energi Utama | TOBA | 408 | 0,99% |
Harum Energy | HRUM | 1.395 | 1,09% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 3.050 | 1,35% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 298 | 1,36% |
ABM Investama | ABMM | 3.560 | 1,42% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 56 | 1,82% |
Bukit Asam | PTBA | 3.440 | 2,38% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 5.250 | 2,44% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.860 | 2,51% |
United Tractors | UNTR | 25.025 | 3,62% |
Sumber: RTI
Dari saham batu bara yang terkoreksi, saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 6,04% ke posisi Rp 171/saham.
Sedangkan dari saham batu bara yang menguat, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 3,62% ke posisi Rp 25.025/saham.
Harga batu bara ambruk pada pekan lalu. Harga pasir hitam pun diproyeksi masih sulit menguat pada pekan ini.
Pada perdagangan Jumat (8/5/2023) akhir pekan lalu, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup melemah 0,88% di posisi US$ 168,5 per ton.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 11 Januari 2022 (US$ 168,1 per ton) atau dalam 16 bulan terakhir atau hampir 1,5 tahun.
Dalam sepekan, harga batu bara ambles 8,99%. Pelemahan ini lebih besar dibandingkan pada pekan sebelumnya di mana harga batu bara jatuh 2,22%
Harga batu bara bahkan sudah ambles dalam tiga hari beruntun pekan lalu dengan pelemahan mencapai 11,31%. Sejak awal 2023, harga batu bara sudah ambruk 56,8%.
Harga batu bara diperkirakan masih sulit menguat pada pekan ini karena beberapa faktor, terutama karena melandainya permintaan.
Pergerakan harga batu bara akan sangat ditentukan oleh perkembangan di China, terutama data perdagangan yang akan keluar pada Selasa pekan ini.
Secara historis, harga batu bara memang lebih kerap melandai pada Mei dibandingkan harga pada April. Bila melihat data Refinitiv sebelum pandemi 2014-2019, harga batu bara rata-rata pada Mei hanya menguat pada 206 dan 2019 sementara sisanya melemah.
Permintaan dari China kemungkinan akan melandai pada Mei setelah kenaikan produksi dan impor besar-besaran pada April.
Impor batu bara China dari Australia menembus 10,04 juta ton pada Maret-April 2023. Jumlah tersebut melonjak 75% dibandingkan periode yang sama pada 2020.
China meningkatkan pemesanan batu bara untuk mengantisipasi musim panas pada Juni-Agustus.
Namun, musim panas yang relatif bersahabat di sebagian besar wilayah China membuat kekhawatiran akan pasokan tidak terjadi. Impor pun diperkirakan akan melandai.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Masih Labil, Tapi 13 Sahamnya di RI Cerah
