Market Commentary

Harga Batu Bara Longsor, Kinerja Sahamnya di RI Bagaimana?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
04 May 2023 10:33
Doc.Delta Dunia Makmur
Foto: Doc.Delta Dunia Makmur

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara cenderung bervariasi pada perdagangan sesi I Kamis (4/5/2023), di tengah ambruknya harga batu bara acuan dunia kemarin.

Per pukul 10:02 WIB, dari 20 saham batu bara RI, sembilan saham melemah, tiga saham cenderung stagnan, dan sisanya yakni delapan saham menguat.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Alfa Energi InvestamaFIRE72-4,00%
Mitrabara AdiperdanaMBAP5.700-3,39%
Delta Dunia MakmurDOID328-2,38%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS55-1,79%
MNC Energy InvestmentIATA72-1,37%
TBS Energi UtamaTOBA426-0,93%
United TractorsUNTR24.825-0,80%
ABM InvestamaABMM3.380-0,59%
Bukit AsamPTBA3.570-0,56%
Atlas ResourcesARII1930,00%
Bumi ResourcesBUMI1150,00%
Bayan ResourcesBYAN20.8000,00%
Indo Tambangraya MegahITMG31.7750,08%
Harum EnergyHRUM1.4500,35%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.0150,50%
Baramulti SuksessaranaBSSR4.0200,50%
Prima Andalan MandiriMCOL6.7001,13%
Indika EnergyINDY2.4101,26%
Golden Eagle EnergySMMT6851,48%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.9901,70%

Sumber: RTI

Saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 4% ke posisi harga Rp 72/saham.

Sedangkan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melonjak 1,7% menjadi Rp 2.990/saham.

Saham batu bara RI yang cenderung beragam terjadi di tengah ambruknya harga batu bara dunia kemarin. Pada perdagangan Rabu kemarin, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup ambruk 4,05% di posisi US$ 182,3 per ton.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 14 April (US$ 181 per ton).

Pelemahan kemarin juga memutus tren positif batu bara yang menguat 2,62% pada dua hari perdagangan sebelumnya.

Anjloknya harga batu bara disebabkan oleh aksi profit taking, melemahnya harga sumber energi lain seperti minyak mentah dan gas, kekhawatiran resesi, hingga kabar dari India.

Harga sumber energi mulai dari minyak mentah hingga gas jeblok setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bp menjadi 5,0-5,25% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (4/5/2023).

The Fed juga tidak memberi sinyal jika akan berbalik dovish bulan depan. Kenaikan suku bunga terjadi di tengah krisis perbankan AS serta kekhawatiran terjadinya resesi.

Hal itu dikhawatirkan membuat ekonomi AS terus melambat yang pada akhirnya berdampak kepada ekonomi global.

Jika ekonomi global melambat maka permintaan akan sumber energi akan berkurang.

Melemahnya harga batu bara juga disebabkan oleh kabar dari India. Konsumen terbesar kedua batu bara di dunia tersebut mengumumkan lonjakan produksi pada tahun fiskal 2022/2023.

Produksi batu bara India menembus 893,08 juta ton pada tahun fiskal April 2022/Maret 2023. Produksi melonjak 23% dalam lima tahun terakhir.

India juga mengumumkan ambisi baru yakni produksi batu bara hingga 1,012 miliar ton untuk tahun fiskal 2023/2024.

Kenaikan produksi ini untuk memastikan agar pasokan di pembangkit listrik memadai sehingga krisis energi tidak terulang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Masih Labil, Tapi 13 Sahamnya di RI Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular