Harga Batu Bara Longsor, Kinerja Sahamnya di RI Bagaimana?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara cenderung bervariasi pada perdagangan sesi I Kamis (4/5/2023), di tengah ambruknya harga batu bara acuan dunia kemarin.
Per pukul 10:02 WIB, dari 20 saham batu bara RI, sembilan saham melemah, tiga saham cenderung stagnan, dan sisanya yakni delapan saham menguat.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Alfa Energi Investama | FIRE | 72 | -4,00% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 5.700 | -3,39% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 328 | -2,38% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 55 | -1,79% |
MNC Energy Investment | IATA | 72 | -1,37% |
TBS Energi Utama | TOBA | 426 | -0,93% |
United Tractors | UNTR | 24.825 | -0,80% |
ABM Investama | ABMM | 3.380 | -0,59% |
Bukit Asam | PTBA | 3.570 | -0,56% |
Atlas Resources | ARII | 193 | 0,00% |
Bumi Resources | BUMI | 115 | 0,00% |
Bayan Resources | BYAN | 20.800 | 0,00% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 31.775 | 0,08% |
Harum Energy | HRUM | 1.450 | 0,35% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1.015 | 0,50% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 4.020 | 0,50% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 6.700 | 1,13% |
Indika Energy | INDY | 2.410 | 1,26% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 685 | 1,48% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.990 | 1,70% |
Sumber: RTI
Saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 4% ke posisi harga Rp 72/saham.
Sedangkan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melonjak 1,7% menjadi Rp 2.990/saham.
Saham batu bara RI yang cenderung beragam terjadi di tengah ambruknya harga batu bara dunia kemarin. Pada perdagangan Rabu kemarin, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup ambruk 4,05% di posisi US$ 182,3 per ton.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 14 April (US$ 181 per ton).
Pelemahan kemarin juga memutus tren positif batu bara yang menguat 2,62% pada dua hari perdagangan sebelumnya.
Anjloknya harga batu bara disebabkan oleh aksi profit taking, melemahnya harga sumber energi lain seperti minyak mentah dan gas, kekhawatiran resesi, hingga kabar dari India.
Harga sumber energi mulai dari minyak mentah hingga gas jeblok setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bp menjadi 5,0-5,25% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (4/5/2023).
The Fed juga tidak memberi sinyal jika akan berbalik dovish bulan depan. Kenaikan suku bunga terjadi di tengah krisis perbankan AS serta kekhawatiran terjadinya resesi.
Hal itu dikhawatirkan membuat ekonomi AS terus melambat yang pada akhirnya berdampak kepada ekonomi global.
Jika ekonomi global melambat maka permintaan akan sumber energi akan berkurang.
Melemahnya harga batu bara juga disebabkan oleh kabar dari India. Konsumen terbesar kedua batu bara di dunia tersebut mengumumkan lonjakan produksi pada tahun fiskal 2022/2023.
Produksi batu bara India menembus 893,08 juta ton pada tahun fiskal April 2022/Maret 2023. Produksi melonjak 23% dalam lima tahun terakhir.
India juga mengumumkan ambisi baru yakni produksi batu bara hingga 1,012 miliar ton untuk tahun fiskal 2023/2024.
Kenaikan produksi ini untuk memastikan agar pasokan di pembangkit listrik memadai sehingga krisis energi tidak terulang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)