Harga CPO Berusaha Nge-Gas Usai Terkapar 6 Hari, Yuk Bisa Yuk
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan awal pekan Senin (2/5/2023).
Penguatan sekaligus memutus koreksi enam hari beruntun sejak perdagangan 19 April.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 2,04% ke posisi MYR 3.406 per ton pada pukul 10:00 WIB.
Kendati menguat, harga CPO sudah jatuh ke level 3.400-an setelah sebelumnya sempat menguat di level 3.900-an pada perdagangan awal April.
Pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (28/4/2023) harga CPO ditutup longsor 3,39% ke posisi MYR 3.338 per ton.
Dalam sepekan, harganya sudah jatuh 9,91%, secara bulanan harga CPO sudah turun hingga 11,25%, dan masih mengalami koreksi tajam 20,03% secara tahunan.
Menguatnya harga CPO justru terjadi di tengah banyaknya sentimen negatif pasca ambruk pada perdagangan akhir pekan.
Ambruknya CPO pekan lalu ahkan mencatatkan penurunan terburuk sejak September 2022. Pelemahan dipicu oleh proyeksi melemahnya ekspor sementara di sisi lain pasokan justru akan datang lebih besar dari produsen utama Indonesia.
"Pasar CPO sudah mencapai titik terendah karena kebijakan Indonesia yang tidak pasti dan sepinya permintaan" kata Sandeep Singh, direktur The Farm Trade, sebuah perusahaan konsultan dan perdagangan yang berbasis di Kuala Lumpur dikutip dari Reuters.
Harga minyak nabati saingan CPO juga tengah mengalami penurunan dan membebani harga CPO.
Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,2%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 1,6%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,02%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Seperti diketatahui, Indonesia akan menurunkan ambang batas wajib penjualan domestik untuk produsen minyak sawit menjadi 300.000 ton per bulan mulai bulan Mei,.
Aturan ini memungkinkan Indonesia untuk mengekspor lebih banyak ke luar negeri.
Indonesia juga mengizinkan lebih banyak produknya memasuki pasar global dengan mengekspor lebih banyak jika mereka sanggup menyuplai lebih banyak MinyaKita di dalam negeri.
Dari Malaysia, menurut surveyor kargo Societe Generale de Surveillance ekspor selama periode 1-20 April memperkirakan adanya penurunan 20,3% dari bulan sebelumnya.
Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO mungkin berada di kisaran MYR 3.407 per ton, meski diperkirakan akhirnya turun ke kisaran MYR 3.152-3.249 per ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(aum/aum)