Banyak Orang Nunggak Kredit Habis Lebaran, Multifinance Siaga
Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah menjadi kebiasaan, jumlah kredit macet di perusahaan pembiayaan atau non performing financing (NPF) cenderung naik pasca lebaran idul fitri.
Mengacu pada data kinerja perusahaan pembiayaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF multifinance pada masa lebaran dua tahun ke belakang selalu meningkat. Tahun lalu, saat Hari Raya Idul Fitri jatuh di bulan Mei, NPF Bulan Mei 2022 meningkat di angka 2,77%, setelah di Bulan April hanya mencatat sebesar 2,70%.
Kenaikan ini juga terjadi dua tahun lalu, yaitu 2021. Jumlah kredit macet pada masa lebaran tahun 2021 yang jatuh di bulan Mei berkisar di angka 4,05%. Naik 0,67% dari April 2021 yang berada di level 3,88%.
Bila mengacu pada data terbaru, perusahaan multifinance per Februari 2023 mencatatkan rasio kredit macet sebesar 2,36%. Hal ini sudah mulai melandai dari bulan Januari 2023 yang sebesar 2,40%.
Meski begitu, beberapa perusahaan multifinance tetap memproyeksikan adanya kenaikan NPF di Bulan April ini. Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim membenarkan adanya kecenderungan kenaikan NPF saat lebaran. Namun, ia belum bisa menjabarkan detailnya.
"Belum akhir bulan dan belum ketahuan, tapi biasanya akan ada kenaikan," ungkap Roni, saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Rabu, (26/4/2023).
Di sisi lain, Direktur Utama Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja mengatakan, MUF memprediksi penurunan kualitas kredit pasca lebaran.
"NPF diproyeksikan akan naik, sedikit d iatas 1%, dari sebelumnya Maret 2023 di 0,94%. Hal ini terjadi terutama karena pendeknya hari kerja efektif seiring libur lebaran yg cukup panjang," ungkap Stanley.
Adapun MUF mengambil beberapa langkah untuk menekan penurunan kualitas tersebut. Diantaranya, langkah collection yang lebih agresif, diantaranya reminder pembayaran yang masif, percepatan auto debet, penarikan agunan, dan lain sebagainya.
(Mentari Puspadini/ayh)