Jelang Lebaran, Harga CPO Malah Lemah Letih Lesu

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
17 April 2023 10:06
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau masih saja lesu di sesi awal perdagangan awal pekan Senin (17/4/2023).

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif menjadi empat hari beruntun sejak perdagangan Rabu pekan lalu. Harga saat ini  sekaligus mencatatkan posisi terendah 27 Maret.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau ambruk 2,5% ke posisi MYR 3.609 per ton pada pukul 10:00 WIB. 

Pada perdagangan akhir pekan lalu , Jumat (14/4/2023) harga CPO ditutup terkoreksi 0,3% ke posisi MYR 3.702 per ton.

Dalam sepekan pharga CPO mencatatkan perlemahan hingga 2,42%, secara bulanan harganya turun 1,57%, dan terkoreksi 11,31% secara tahunan.

Terkoreksinya harga CPO pekan lalu dipicu oleh melemahnya minyak saingannya serta ekspektasi ekspor yang lesu turut membebani harga CPO.

"Minat jual masih bertahan hari ini, karena minyak nabati saingan secara fisik diperdagangkan lebih rendah dibandingkan dengan kelapa sawit," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur dikutip dari Reuters.

Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYc1 turun 0,78%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPc2 turun 0,86%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOc2 diperdagangkan 0,46% lebih rendah.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Harga minyak sawit juga jeblok karena ekspor masih lesu. Pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-15 April 2023 diperkirakan hanya 497.353 ton, atau jeblok 34% dibandingkan periode yang sama bulan lalu.

Lesunya ekspor kemungkinan karena pembelian besar-besaran pada bulan sebelumnya. India yang merupakan pasar terbesar CPO membeli 728.530 ton pada Maret, melonjak 24% dibandingkan bulan sebelumnya.

Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO mungkin melambung lebih tinggi menjadi MYR 3.797 per ton, menyusul stabilisasinya di sekitar support MYR 3.671 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apes! Sempat Rekor Sepanjang Masa, Harga CPO Drop 19% Setahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular