Market Commentary

Harga Batu Bara Masih Labil, Sahamnya di RI Ikutan Loyo

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 10/04/2023 11:23 WIB
Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten batu bara terpantau melemah pada perdagangan sesi I Senin (10/4/2023), di tengah masih tingginya volatilitas harga batu bara acuan dunia.

Per pukul 10:59 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 17 saham melemah dan tiga saham terpantau melemah.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.


SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Bumi ResourcesBUMI124-4,62%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.135-3,40%
Harum EnergyHRUM1.535-3,15%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS64-3,03%
Golden Eagle EnergySMMT720-2,70%
Indika EnergyINDY2.490-1,97%
Atlas ResourcesARII216-1,82%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.980-1,31%
Bukit AsamPTBA3.980-1,24%
MNC Energy InvestmentIATA80-1,23%
Alfa Energi InvestamaFIRE84-1,18%
ABM InvestamaABMM3.260-0,91%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.225-0,80%
Baramulti SuksessaranaBSSR3.990-0,75%
Delta Dunia MakmurDOID308-0,65%
TBS Energi UtamaTOBA488-0,41%
Indo Tambangraya MegahITMG41.025-0,24%
Bayan ResourcesBYAN21.5500,23%
United TractorsUNTR30.0000,67%
Prima Andalan MandiriMCOL6.6251,92%

Sumber: RTI

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi yang paling besar koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambruk 4,62% ke posisi harga Rp 124/saham.

Sedangkan, saham raksasa batu bara secara mayoritas melemah. Hanya saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang terpantau menguat pada pagi hari ini.

Harga batu bara memang menguat dalam tiga pekan beruntun. Namun, upaya batu bara mempertahankan kenaikan harga menghadapi tantangan berat pekan ini.

India diharapkan menjadi penggerak utama pasar pada pekan ini selain China. Namun, lagi-lagi perkembangan di Eropa bisa menekan harga batu bara.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup ambles 2,98% di posisi US$ 203,25 per ton.

Adapun perdagangan terakhir pekan lalu yakni pada Kamis, karena pada ditutup untuk memperingati Jumat Agung.

Pelemahan pada Kamis berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 2,4% pada Rabu lalu. Pelemahan tersebut juga semakin menegaskan betapa harga batu bara sangat labil pada pekan lalu.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara melemah dua hari dan menguat tiga hari.

Secara keseluruhan, harga batu bara menguat 5,31% pada pekan lalu. Penguatan tersebut sekaligus memperpanjang tren positif batu bara. Pada pekan sebelumnya, harga pasir hitam juga 0,34% dan dua pekan sebelumnya melonjak 9,88%.

Kenaikan pada pekan lalu ditopang oleh membaiknya permintaan dari Asia serta proyeksi cuaca yang lebih dingin di Eropa.

Permintaan dari Asia, terutama India kemungkinan masih kencang pada pekan ini. Pasalnya, India tengah mempersiapkan diri menghadapi musim panas pada April-Juni mendatang.

Namun, proyeksi melemahnya permintaan dari India setelah April atau pada beberapa bulan mendatang akan menekan harga batu bara.

Impor batu bara India menjadi 148,58 juta ton pada April 2022-Februari 2023. Jumlah tersebut melonjak 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 112,38 juta ton.

Impor batu bara kokas naik 7,69% menjadi 50,50 juta ton.

Besarnya impor batu bara India sejalan dengan lonjakan permintaan listrik Negara Bollywood. Produksi listrik India pada tahun fiskal 2022/2023 menembus 1591,11 miliar kilowat-hours (kWh) atau naik 8,4%.

India adalah konsumen batu bara terbesar kedua di dunia setelah China sehingga akan sangat menentukan pergerakan harga.

Selain India, China juga diharapkan mampu mengerek harga batu bara pada pekan ini. Namun, permintaan dari China masih akan sangat tergantung pada seberapa cepat industri baja mereka berkembang.

Harga batu bara juga akan sangat ditentukan oleh perkembangan harga gas. Batu bara merupakan sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) turun 2,7% sehari menjadi 43,13 euro per mega-watt hour (MWh) pada Kamis kemarin.

Dengan terus melemahnya harga gas maka negara-negara Eropa lebih memilih menggunakan gas dari pada batu bara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat