
Saat IHSG 'Galau', 20 Saham Ini Malah Sudah Sentuh ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi II Rabu (5/4/2023).
Pada pukul 13:30 WIB, setidaknya ada 20 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi II hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Venteny Fortuna International | VTNY | 665 | -6,99% |
Bintang Samudera Mandiri Lines | BSML | 214 | -6,96% |
Transcoal Pacific | TCPI | 7.025 | -6,95% |
Telefast Indonesia | TFAS | 4.020 | -6,94% |
Saraswanti Indoland Development | SWID | 94 | -6,93% |
Bintang Mitra Semestaraya | BMSR | 540 | -6,90% |
Perdana Bangun Pusaka | KONI | 1.560 | -6,87% |
Hillcon | HILL | 1.855 | -6,78% |
Pradiksi Gunatama | PGUN | 690 | -6,76% |
Saptausaha Gemilangindah | SAGE | 398 | -6,57% |
IndoSterling Technomedia | TECH | 398 | -6,57% |
Distribusi Voucher Nusantara | DIVA | 725 | -6,45% |
Prima Alloy Steel Universal | PRAS | 131 | -6,43% |
Century Textile Industry | CNTX | 206 | -6,36% |
Waskita Beton Precast | WSBP | 59 | -6,35% |
Kobexindo Tractors | KOBX | 236 | -6,35% |
Kokoh Inti Arebama | KOIN | 118 | -6,35% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 89 | -6,32% |
Graha Layar Prima | BLTZ | 2.230 | -6,30% |
Maskapai Reasuransi Indonesia | MREI | 3.580 | -6,28% |
Sumber: Refinitiv
Saham teknologi employee super app yakni PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi II hari ini yakni mencapai 6,99% ke posisi Rp 665/saham. Saham VTNY juga sudah menyentuh ARB.
Tak hanya itu saja, dua saham IPO 2023 juga masuk ke jajaran saham ARB hari ini, seperti saham PT Hillcon Tbk (HILL) dan saham PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE).
Volatilitas ke-20 saham tersebut pun juga cenderung masih tinggi.
Di sesi II, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik tipis 0,06%, setelah sempat menghijau pada sesi I.
Investor cenderung khawatir bahwa inflasi global masih akan sulit turun, jika harga minyak mentah kembali melonjak.
Harga minyak yang berpotensi melonjak disebabkan karena negara-negara produsen minyak seperti Arab Saudi, Rusia, dan negara yang tergabung dalam OPEC berencana memangkas produksinya di mulai pada Mei mendatang.
Naiknya harga minyak mentah membuat inflasi cenderung sulit turun dan juga membuat bank sentral utama berpotensi mempertahankan sikap hawkish-nya dalam waktu yang lebih lama, demi menjinakan inflasi.
Tetapi, data terbaru dari tenaga kerja di AS yang mulai memburuk membuat pasar semakin yakin bahwa bank sentral utama dapat lebih dovish.
Laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta.
Jumlah tersebut anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023.
Ini adalah kali pertama jumlah lapangan kerja baru hanya tercatat 10 juta sejak Mei 2021 atau 21 bulan terakhir. Jumlah lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 10,4 juta.
Anjloknya lapangan kerja baru di AS tentu saja menjadi kabar baik bagi emas.
Dengan lapangan kerja yang turun artinya sinyal melandainya inflasi semakin kencang. Sebelumnya, inflasi AS, indeks harga produsen, dan indeks pengeluaran pribadi warga AS juga melandai.
Data-data tersebut menjadi sinyal ada pelemahan ekonomi AS. Artinya, ada peluang bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk melunak.
Ekspektasi pasar kini menunjukkan 43% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan Mei mendatang. Sebanyak 57% atau mayoritas melihat The Fed akan menahan suku bunga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Sesi I, 15 Saham Ini Sudah ARB Aja