Market Commentary

Harga Batu Bara Ambruk 50% YTD, Saham Emiten RI Masih Ngacir!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
03 April 2023 10:32
Penambang terlihat di lokasi tambang, salah satu pusat produksi batu bara lignit utama Turkiye, selama bulan suci Ramadhan di distrik Soma Manisa, Turkiye pada 25 Maret 2023. Sekitar 500 penambang di perusahaan tambang kembali ke lokasi tambang setelah berpartisipasi dalam operasi pencarian dan penyelamatan setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 dan 7,6 melanda beberapa provinsi Turkiye terjadi pada 06 Februari. Para penambang, yang bekerja ratusan meter di bawah lokasi sesuai dengan shift mereka, juga memenuhi persyaratan bulan suci Ramadhan meskipun mereka profesi yang sulit. Menurut jam kerja mereka, mereka berbuka puasa dan sahur bersama. (Mahmut Serdar Alakus/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Penambang terlihat di lokasi tambang, salah satu pusat produksi batu bara lignit utama Turkiye, selama bulan suci Ramadhan di distrik Soma Manisa, Turkiye pada 25 Maret 2023. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas saham emiten batu bara terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (3/4/2023), meski harga batu bara acuan dunia masih membentuk tren bearish.

Per pukul 09:49 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, sebelas diantarnya terpantau menghijau, tiga saham cenderung stagnan, dan enam lainnya terkoreksi.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Bumi ResourcesBUMI1313,15%
ABM InvestamaABMM3.2602,84%
Harum EnergyHRUM1.5002,74%
Indika EnergyINDY2.4702,49%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.9602,07%
Delta Dunia MakmurDOID3101,97%
Indo Tambangraya MegahITMG39.8251,08%
Bukit AsamPTBA4.0301,00%
TBS Energi UtamaTOBA5100,99%
Baramulti SuksessaranaBSSR3.9500,25%
Bayan ResourcesBYAN20.8250,24%
MNC Energy InvestmentIATA840,00%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS660,00%
Prima Andalan MandiriMCOL6.6250,00%
United TractorsUNTR29.075-0,09%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.275-0,79%
Atlas ResourcesARII228-1,72%
Golden Eagle EnergySMMT730-2,01%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.255-2,71%
Alfa Energi InvestamaFIRE103-3,74%

Sumber: RTI

Saham batu bara Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memimpin penguatan saham batu bara pada sesi I hari ini, yakni melonjak 3,15% ke posisi Rp 131/saham.

Sedangkan untuk saham raksasa batu bara mayoritas menguat, seperti PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Namun, salah satu saham raksasa batu bara juga ada yang melemah, seperti saham PT United Tractors Tbk (UNTR).

Saham batu bara di RI kembali bergairah, meski harga batu bara acuan dunia masih cenderung bergerak di situ-situ saja.

Pada pekan lalu, harga batu bara menguat tipis. Tetapi pada pekan ini, harganya kemungkinan akan sedikit melandai. Kalaupun harga batu bara menguat maka kenaikannya diperkirakan hanya akan tipis-tipis saja.

Pada perdagangan Jumat lalu, harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup ambles 2,93% ke posisi US$ 193 per ton. Sejak awal tahun harga bati bara telah melemah sekitar 50%.

Secara keseluruhan, harga batu bara menguat 0,34% pada pekan lalu.

Kenaikan harga batu bara pada pekan lalu ditopang oleh meningkatnya permintaan dari wilayah Asia serta merangkaknya harga gas.

Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) melonjak 9,71% sehari dan 16,4% sepekan menjadi 47,84 euro per mega-watt hour (MWh) pada Jumat pekan lalu.

Namun, harga batu bara diperkirakan sulit menguat pada pekan ini. Kalaupun menguat, harga pasir hitam hanya akan naik tipis-tipis saja,

Harga pasir hitam akan sangat ditentukan oleh sejumlah data yang akan dirilis China, termasuk manufacturing PMI yang akan keluar hari ini.

Bila aktivitas manufaktur Tiongkok melonjak maka harga batu bara bisa terangkat.

Tiongkok adalah konsumen batu bara terbesar di dunia sehingga perkembangan di negara tersebut akan sangat menentukan harga pasir hitam.

Dikutip dari Reuters, impor batu bara China memang diperkirakan akan menembus 26,82 juta ton pada Maret 2023, tertinggi sejak Januari 2017.

Salah satu faktor utama yang bisa menyeret ke bawah harga batu bara adalah permintaan dari Eropa. Permintaan dari kawasan tersebut melandai karena pasokan yang memadai serta berkurangnya produksi listrik dari batu bara.

Sumber energi dari gas jadi pilihan karena harga gas yang makin murah.

Meski harga batu bara dunia masih cenderung mendatar, tetapi kenaikan saham batu bara di RI pada hari ini sepertinya disebabkan karena prospek pembagian dividen emiten batu bara, yang direncanakan akan mulai dibagikan pada bulan ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Masih Labil, Tapi 13 Sahamnya di RI Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular