Market Commentary

Harga Acuan Global Melandai, Saham Batu Bara RI Kok Ngacir?

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
29 March 2023 10:02
Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas saham emiten batu bara terpantau melanjutkan penguatannya pada perdagangan sesi I Rabu (29/3/2023), meski harga batu bara kembali melandai kemarin.

Per pukul 09:36 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 18 saham menguat, satu saham cenderung stagnan, dan satu lainnya melemah.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
MNC Energy InvestmentIATA8917,11%
Indika EnergyINDY2.4308,00%
Harum EnergyHRUM1.5254,45%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.8904,33%
ABM InvestamaABMM3.0503,39%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS683,03%
TBS Energi UtamaTOBA5202,97%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.6502,70%
Bukit AsamPTBA3.9102,62%
United TractorsUNTR29.0501,66%
Indo Tambangraya MegahITMG40.3001,45%
Golden Eagle EnergySMMT7501,35%
Delta Dunia MakmurDOID3121,30%
Baramulti SuksessaranaBSSR4.1101,23%
Alfa Energi InvestamaFIRE861,18%
Bayan ResourcesBYAN19.6001,03%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.2350,82%
Prima Andalan MandiriMCOL6.5500,38%
Atlas ResourcesARII2420,00%
Bumi ResourcesBUMI135-1,46%

Sumber: RTI

Saham batu bara Grup MNC yakni PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) menjadi yang paling besar penguatannya pada perdagangan sesi I hari ini, yakni meroket 17,11% ke posisi harga Rp 89/saham.

Selanjutnya di posisi kedua, ada saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang melejit 8% ke Rp 2.430/saham.

Sedangkan untuk saham raksasa batu bara, secara mayoritas juga menguat, di mana saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menjadi yang terbesar kedua penguatannya setelah saham INDY.

Namun untuk saham raksasa batu bara Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terpantau terkoreksi 1,46% menjadi Rp 135/saham.

Melesatnya mayoritas saham batu bara terjadi meski harga batu bara acuan dunia kembali melandai. Prospek pembagian dividen di saham raksasa batu bara yang akan digelar bulan depan menjadi penopang saham-saham batu bara pada pagi hari ini.

Harga batu bara melandai setelah berlari kencang lima hari. Pada perdagangan Selasa kemarin, harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 192 per ton. Harganya melandai 1,54%.

Pelemahan ini memutus reli panjang harga batu bara yang berlangsung sepekan terakhir.

Sejak Selasa pekan lalu atau lima hari perdagangan terakhir, harga batu bara terus menggeliat dan dengan penguatan sebesar 11,4%.

Pelemahan harga batu bara justru terjadi di tengah kencangnya sentimen positif dari China.

Namun, aksi profit taking diikuti oleh kabar buruk dari Amerika Serikat (AS) tak sanggup mengimbangi sentimen positif dari China. Harga pasir hitam tetap melemah.

Reuters melaporkan Tiongkok telah meningkatkan permintaan batu bara thermal. Impor batu bara thermal China pada kuartal I-2023 atau sepanjang Januari-Maret 2023 menembus 65,7 juta ton.

Jumlah tersebut melambung 81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pelabuhan di wilayah selatan China menjadi yang tersibuk yang melakukan bongkar muat batu bara. Adapun pelabuhan tersebut yakni Guangzhou, Qinzhou, Huizhou, dan Fangcheng, yang melakukan bongkar muat sebanyak 13,2 juta ton batu bara.

Pelemahan batu bara juga disebabkan oleh kabar buruk dari AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan kontribusi pembangkit batu bara dalam produksi listrik AS terus mengecil.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah AS, produksi listrik dari energi baru terbarukan (EBT) bahkan mengungguli batu bara.

Produksi listrik AS mencapai 4, 090 triliun kilowatthours (kWh) pada 2022. Dari jumlah sebanyak itu, pembangkit batu bara menyumbang 20%, turun dibandingkan 23% pada 2021.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Saham Batu Bara RI Loyo, Pesta Pora Sudah Berakhir?


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading