'Dibakar' Sentimen RI & India, Harga Batu Bara Makin Membara

Market - mae, CNBC Indonesia
28 March 2023 06:55
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih membara. Pada perdagangan Senin (27/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 195 per ton. Harganya menguat 1,38%.

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 3 Maret 2023.

Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif harga batu bara yang menguat sejak Selasa pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga pasir hitam sudah ambruk 11,4%.

Kembali menguatnya harga batu bara ditopang oleh peningkatan permintaan dari India dan China serta merangkaknya harga gas. Bekurangnya produksi batu bara dari Indonesia juga ikut andil dalam kenaikan harga batu bara.

Kenaikan permintaan terutama datang dari India. Negara Sungai Gangga tersebut tengah menyiapkan diri menghadapi musim panas pada April-Juni 2023.

Permintaan energi diperkirakan melonjak pada musim panas sejalan dengan meningkatnya penggunaan listrik untuk pendingin ruangan atau keperluan industri.

Kementerian India memperkirakan shortfall pada pasokan batu bara bisa mencapai 21 juta ton pada April-Juni karena lonjakan permintaan dan gangguan distribusi.

Beberapa produsen terbesar India sebenarnya sudah meningkatkan produksi tetapi kebutuhan diperkirakan akan melebihi pasokan yang ada.

Coal India dan Singareni Collieries, dua produsen terbesar, diperkirakan akan memasok 201 juta ton. Jumlah tersebut masih belum memenuhi total kebutuhan yang diperkirakan menembus 222 juta ton.

Impor batu bara thermal India melonjak menjadi 10,95 juta ton pada Februari 2023. Jumlah tersebut melonjak 35% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Kebutuhan listrik India untuk April 2023 saja diperkirakan mencapai 229 giga watt (GW) di mana puncaknya akan terjadi pada 10 April 2023.

Pembangkit batu bara masih menyumbang produksi listrik hingga 70%.

Kementerian Listrik India berkomitmen akan mengamankan kapasitas listrik sebesar 1.500 megawatt (MW) dari pembangkit batu bara yang bersumber dari batu bara impor.

India tidak mau lagi kecolongan seperti pada musim panas 2022 di mana mereka mengalami krisis listrik karena pasokan batu bara kritis.

Selain India, China juga diperkirakan akan meningkatkan impor batu bara, terutama batu bara kokas. Kenaikan impor sejalan dengan mulai merangkaknya aktivitas industri baja di Tiongkok.

Sejumlah analis memperkirakan Purchasing Manager's Index (PMI) China masih akan ekspansif pada Maret 2023 setelah melonjak ke 51,6 pada Februari 2023.

"Aktivitas manufaktur di China diperkirakan akan mengalami kenaikan, terutama pada industri baja. Aktivitas manufaktur juga diperkirakan akan tetap ekspansif sejalan dengan peningkatan sektor infrastruktur," tulis S&P dalam laporannya Market Movers Asia.

S&P juga menjelaskan kenaikan batu bara turut disebabkan oleh penurunan produksi di Indonesia.
"Produksi batu bara Indonesia diperkirakan menurun selama Ramadan. Tingginya permintaan dari smelter Indonesia juga membuat kargo berkurang," tulis S&P.

Jumlah kargo untuk pengiriman batu bara berkurang karena dipakai untuk keperluan smelter. Tingginya permintaan kargo membuat banyak produsen tak bisa memenuhi permintaan batu bara dari China dan India.

Harga batu bara juga naik mengikuti harga gas. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) melonjak 3,5% sehari ke 42,53 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin.

Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling terpengaruh. Kenaikan harga gas disebabkan oleh prakiraan suhu Eropa yang lebih dingin hingga akhir Maret.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading