
Gak Mempan Krisis, 13 Saham Bank RI Malah Ngegas

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 secara mayoritas menguat pada perdagangan sesi I Senin (27/3/2023), meski kekhawatiran krisis perbankan global kembali muncul setelah kasus Deutsche Bank.
Dari 13 saham bank KBMI 3-4, tercatat sepuluh saham menguat dan sisanya tiga saham melemah. Adapun yang terkoreksi merupakan tiga saham bank raksasa.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 232 | 2,65% |
Bank Permata | BNLI | 950 | 2,15% |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.245 | 1,63% |
Bank OCBC NISP | NISP | 765 | 1,32% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 2.850 | 0,71% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.675 | 0,52% |
Bank Mega | MEGA | 5.100 | 0,49% |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.285 | 0,39% |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.420 | 0,35% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.615 | 0,31% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.760 | -0,21% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.750 | -0,85% |
Bank Mandiri | BMRI | 10.375 | -4,82% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 09:19 WIB, saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) memimpin penguatan saham perbankan besar di RI pada pagi hari ini, yakni melonjak 2,65% ke posisi harga Rp 232/unit.
Berikutnya ada saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang terpantau melesat 2,15% ke Rp 950/unit.
Sedangkan untuk saham bank raksasa (big four), hanya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang terpantau menguat pada pagi hari ini, yakni menguat 0,52% ke Rp 9.675/unit.
Menguatnya saham BBNI terjadi saat periode pembagian dividen tunai sudah dimulai, di mana pada hari ini merupakan periode cum date di pasar reguler dan pasar negosiasi.
Namun, untuk tiga saham bank raksasa lainnya terpantau melemah. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling parah yakni ambles 4,82% menjadi Rp 10.375/unit. Koreksi saham BMRI terjadi saat periode ex date dividen tunai di pasar reguler dan pasar negosiasi tengah berlangsung hari ini.
Menghijaunya saham-saham perbankan di RI terjadi meski krisis perbankan belum sepenuhnya mereda, di mana krisis perbankan global kembali memakan korban baru, yakni Deutsche Bank.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, saham Deutsche Bank anjlok setelah biaya asuransi utang terhadap gagal bayar (Credit Default Swap/CDS) melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Kenaikan CDS menjadi sinyal baru akan kekhawatiran investor terhadap bank global.
CDS yang merupakan sejenis asuransi untuk pemegang obligasi perusahaan terhadap kebangkrutan/gagal bayar (default) melonjak menjadi 173 basis poin pada Kamis malam dari 142 basis poin pada hari sebelumnya.
Dengan adanya kasus Deutsche Bank ini, maka krisis perbankan global sejatinya belum berakhir. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) menilai bahwa risiko stabilitas finansial semakin meningkat dan meminta semua negara terus waspada.
Meski demikian, langkah yang diambil otoritas di negara-negara maju mampu membuat pasar sedikit lebih tenang.
Gonjang-ganjing yang melanda sektor perbankan global memberikan sentimen negatif tetapi juga ada dampak bagusnya.
Pasar kini melihat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Bahkan banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti.
Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54%, The Fed akan memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%.
Di lain sisi, prospek pembagian dividen dan catatan kinerja perbankan yang cukup gemilang pada tahun lalu membuat investor di RI cenderung optimis bahwa krisis perbankan di AS dan Eropa tidak akan terlalu berdampak di perbankan RI. Alhasil, mereka masih memburunya pada hari ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Jumbo Kompak Cetak Rekor, Ada BMRI dan BBNI
