Tersengat Krisis Perbankan Global Baru, IHSG Dibuka Merah

Market - Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
27 March 2023 09:12
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (27/3/23) melemah, turun 0,20% menjadi 6.748,63.

Pada pukul 09.03, indeks merosot 0,32% ke level 6.740,33. Perdagangan menunjukkan terdapat 202 saham menguat, 119 saham turun sementara 232 lainnya mendatar.

Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 696 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 503 miliar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami fluktuasi di awal pekan ini akibat gonjang-ganjing yang melanda sektor perbankan yang memberikan sentimen negatif. Namun, ada juga dampak bagusnya, yaitu pasar kini melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi dan bahkan banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti.

Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%. Pasar pun menyambut dengan optimisme yang besar, ada harapan Amerika Serikat tidak akan mengalami resesi alias soft landing.

Namun, pelaku pasar masih was-was terhadap stabilitas finansial setelah kolapsnya SVB dan dua bank lainnya di Amerika Serikat. Gonjang-ganjing tersebut akhirnya merembet ke Eropa, Credit Suisse nyaris kolaps.

Dana Moneter Internasional (IMF) risiko stabilitas finansial semakin meningkat dan meminta semua negara terus waspada. Meski demikian, langkah yang diambil otoritas di negara-negara maju mampu membuat pasar sedikit lebih tenang.

"Kami terus memonitor perkembangan dengan seksama dan menilai kemungkinan implikasinya ke outlook perekonomian global serta stabilitas finansial global," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, sebagaimana dikutip CNBC International, Minggu (26/3/2023).

Di Amerika Serikat, bank kecil sudah menjadi korban. Terjadi perpindahan simpanan nasabah dari bank kecil ke bank besar dengan nilai yang signifikan. Dampaknya, bank kecil bisa kekurangan modal. Berdasarkan data dari Federal Reserve, dalam sepekan 15 Maret, deposit di bank-bank kecil merosot hingga US$ 119 miliar menjadi US$ 5,46 triliun.

Namun, disisi lain, deposit di bank besar mengalami kenaikan US$ 67 miliar menjadi US$ 10,74 triliun. Hal ini menjadi indikasi para nasabah masih cemas krisis perbankan bisa meluas, khususnya menimpa bank kecil pasca kolapsnya SVB.

Ketika Barat sedang gonjang-ganjing, China justru membawa kabar baik. Georgieva melihat ekonomi China akan bangkit tahun ini, dan memproyeksikan pertumbuhan 5,2%. Perekonomian China diprediksi berkontribusi hingga sepertiga terhadap pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, setiap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China sebesar 1%, akan turut mengerek 0,3% PDB negara Asia lainnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tenang! Meski Dibuka Merah, IHSG Masih di Level 7.000an Kok


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading