Internasional

Ini Update Baru Bank Kolaps SVB, Bakal Ada Akuisisi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 March 2023 10:00
A Silicon Valley Bank sign is shown in San Francisco, Monday, March 13, 2023. Depositors withdrew savings and investors broadly sold off bank shares Monday as the federal government raced to reassure Americans that the banking system was secure after two bank failures fed fears that more financial institutions could fall. Regulators closed the Silicon Valley Bank on Friday after depositors rushed to withdraw their funds all at once.  (AP Photo/Jeff Chiu)
Foto: AP/Jeff Chiu

Jakarta, CNBC Indonesia - First Citizens sedang berencana untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank (SVB) yang kolaps. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang sumber kepada Reuters, Senin (27/3/2023).

"First Citizens dapat mencapai kesepakatan secepat hari Minggu untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank dari Federal Deposit Insurance Corp (FDIC)," pungkas sumber itu dikutip CNBC International.

Sejauh ini, FDIC, yang sekarang mengendalikan aset SVB belum berkomentar. Hal serupa juga dilakukan pihak First Citizens, yang tidak segera menanggapi permintaan komentar.

FDIC telah mencoba menjual SVB Private bersama Silicon Valley Bank selama dua akhir pekan terakhir tetapi gagal mencapai kesepakatan untuk menjual keduanya secara bersamaan. Sejak itu, pihak FDIC meminta penawaran terpisah untuk SVB Private dan SVB pada 24 Maret.

First Citizens sendiri masuk dalam jajaran 100 bank terbesar di Amerika Serikat (AS). Bank yang berpusat di North Carolina itu memiliki aset sekitar US$ 109 miliar (Rp 1.600 triliun) dan total simpanan sebesar US$ 89,4 miliar (Rp 1,357 triliun).

Sementara itu, selain First Citizens, Valley National Bancorp juga disebut telah memberikan penawaran untuk mengambil alih SVB. Namun belum ada detil yang dilaporkan.

SVB mengalami kebangkrutan pada awal bulan ini. Bank yang dikenal aktif mendanai startup digital itu dinyatakan kolaps pada 10 Maret lalu karena gagal mendapatkan suntikan modal dan penarikan dana dari nasabah dan investor.

Bank yang berdiri pada 1983 tersebut membutuhkan suntikan modal karena banyaknya klien mereka yang menarik simpanan. Namun, rencana ini pun gagal, karena pasar khawatir melihat kondisi keuangan bank. Hingga sehari sebelum dinyatakan kolaps, penarikan modal dari SVB menembus US$ 42 miliar atau Rp 648,69 triliun.

Kejatuhan SVB sendiri terjadi setelah perusahaan itu rugi besar karena nilai obligasi yang jatuh. Kenaikan suku bunga agresif The Fed tersebut membuat yield atau imbal hasil surat utang melonjak tajam dan di sisi lain, harga obligasi ambruk.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jatuhnya Silicon Valley Bank, Berawal Dari Panggilan Telepon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular