Internasional

Negara Muslim Ini dalam Kondisi Darurat, AS Turun Tangan

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 March 2023 08:00
Pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan membakar untuk memblokir jalan selama bentrokan dengan polisi menjelang kemungkinan Khan ditangkap di luar rumahnya, di Lahore, Pakistan 14 Maret 2023. (REUTERS/Mohsin Raza) Foto: Pakistan (REUTERS/MOHSIN RAZA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mengaku akan memberikan bantuan kepada Pakistan. Hal ini terjadi saat Negeri Ali Jinnah itu mengalami krisis ekonomi yang parah.

Dalam perayaan Hari Pakistan di Kedutaan Pakistan di Washington DC, rencana itu dipaparkan Direktur Kantor Bantuan Luar Negeri, Dafna Rand. Ia mengatakan bantuan itu akan difokuskan pada pengembangan industri pertanian dan juga infrastruktur demi mempermudah jalur investasi

"Kami ingin ... membantu semua warga Pakistan dalam melakukan investasi penting di berbagai bidang seperti pertumbuhan ekonomi dan pemulihan infrastruktur yang rusak," ujarnya dikutip media Pakistan Dawn, dikutip Senin (27/3/2023).

Rand juga mengatakan kedua pemerintah juga bertekad untuk terus memperdalam hubungan kedua negara. Termasuk bekerja sama untuk Aliansi Hijau, sebuah sebutan untuk pihak yang peduli akan perubahan iklim.

Pakistan saat ini dilanda krisis ekonomi dan politik. Kekuatan nuklir Asia itu saat ini jatuh dalam kelangkaan mata uang asing, yang juga memicu inflasi yang cepat.

Pada Februari 2023, Biro Statistik Pakistan mengatakan inflasi negara itu menembus 31,6% secara year-on-year. Ini merupakan laju tercepat yang pernah ada dalam sejarah Pakistan.

Di sisi lain, utang luar negeri negara dengan penduduk mayoritas Muslim itu meningkat tajam sebesar 38% menjadi 20,69 triliun rupee (sekitar Rp 1.137,95 triliun) per akhir Januari 2023. Padahal, Januari 2022, utang luar negeri Pakistan hanya berada di angka 14,98 triliun rupee.

Laporan itu mengatakan kenaikan utang dapat dikaitkan dengan devaluasi besar-besaran dalam mata uang lokal terhadap dolar AS. Tercatat rupee Pakistan turun sebesar 51% secara year-on-year terhadap dolar di Januari 2023.

Hal ini kemudian diperparah oleh permintaan Dana Moneter Internasional (IMF) yang meminta agar Islamabad meliberalisasi nilai tukar demi memperoleh bantuan keuangan dari lembaga itu.

Namun, yang terjadi justru anjloknya mata uang rupee terhadap dolar AS. Hal ini mulai mengguncang kepercayaan investor terhadap negara itu.

Kondisi ini pun berdampak pada lapangan pekerjaan yang tersedia. Situasi ini kemudian menimbulkan permasalahan di masyarakat, termasuk laporan upaya bunuh diri sebuah keluarga di kota Surjani akibat lonjakan harga pasca inflasi.

Sementara itu, selain krisis ekonomi, Pakistan juga dilanda gejolak politik yang tajam. Ini ditandai dengan dipecatnya Perdana Menteri (PM) Imran Khan tahun lalu.

Khan, yang merupakan mantan pemain kriket profesional, juga sempat mendapatkan perintah penangkapan dari penegak hukum Pakistan atas keterlibatannya dalam kasus penerimaan beberapa hadiah dari pemimpin asing tanpa pemberitahuan. Ini membuat negara itu chaos pekan lalu, dengan demo terjadi di beberapa kota termasuk kediaman Khan.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kronologi Negara Asia Ini Terancam Bangkrut hingga IMF Bicara


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading