Ini Tanda-tanda Keruntuhan SVB yang Luput Dari Para Investor

Jakarta, CNBC Indonesia -Sudah ada tanda-tanda yang luput dari para investor sebelum keruntuhan spektakuler Silicon Valley Bank (SVB). Yakni, pengawasan lemah yang kian menjadi topik hangat yang diperbincangkan pada pakar perbankan.
Menurut Profesor hukum di Universitas George Washington Arthur Wilmarth, SVB tumbuh sangat cepat antara tahun 2020 dan 2022. Eksposurnya terhadap obligasi bunga tetap jangka panjang membuatnya sangat rentan terhadap perubahan kebijakan moneter oleh Fed.
"Itu hampir merupakan formula bukti kegagalan yang pasti. Jika ekonomi berubah, Anda mulai mendapat masalah," kata Wilmarth dikutip Rabu (15/3/2023).
Selain itu, para ahli juga melihat pelonggaran undang-undang AS yang diberlakukan segera setelah krisis 2008. Aturan tersebut memberlakukan modal, likuiditas, dan persyaratan lain yang lebih tinggi terhadap bank dengan aset setidaknya US$ 50 miliar.
Pada tahun 2018, dengan dukungan dari mantan Presiden Donald Trump, persyaratan ini dinaikkan menjadi US$ 250 miliar.
Namun seorang profesor hukum di Universitas Georgetown Anna Gelpern mengatakan, perubahan undang-undang itu tidak memaafkan regulator atas kegagalan tersebut.
"Ketika persyaratan peraturan dilonggarkan baik dengan premis bahwa lembaga-lembaga itu tidak menimbulkan risiko bagi sistem karena ukurannya atau bahwa mereka lebih mudah untuk diawasi, itu memberi tekanan lebih besar pada pengawasan model lama karena Anda tidak memiliki alarm otomatis yang berbunyi dengan persyaratan," jelasnya.
Seorang profesor hukum di New York University, Michael Ohlrogge mengatakan, regulator sebagai hal yang menetapkan bobot risiko yang sangat kecil hingga nol. Dalam hal ini, persyaratan modal bank untuk sekuritas yang terkait dengan Treasury karena dianggap aman.
[Gambas:Video CNBC]
Bank AS Kolaps, OJK Buka Suara Terkait Dampak ke Perbankan RI
(fsd/fsd)