Market Commentary
13 Saham Bank Raksasa RI Bergairah, Ada Yang Melesat 2% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 secara mayoritas cerah bergairah pada perdagangan sesi I Jumat (24/3/2023), di tengah prospek pembagian dividen dan semakin meredanya sentimen dari krisis perbankan global.
Dari 13 saham bank dengan KBMI 3-4, hampir seluruhnya melesat lebih dari 1%. Hanya dua saham yang menguat kurang dari 1% dan satu terpantau melemah.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.260 | 3,70% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 2.820 | 2,55% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.450 | 2,44% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.700 | 2,35% |
Bank Mandiri | BMRI | 10.725 | 2,14% |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.225 | 2,08% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.610 | 1,90% |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 226 | 1,80% |
Bank Mega | MEGA | 5.150 | 1,48% |
Bank OCBC NISP | NISP | 760 | 1,33% |
Bank Permata | BNLI | 945 | 0,53% |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.420 | 0,35% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.770 | -2,65% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 09:44 WIB, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memimpin penguatan saham perbankan besar di RI pada pagi hari ini, yakni melejit 3,7% ke posisi harga Rp 1.260/unit.
Tak hanya saham BBTN, saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) terpantau melonjak 2,55% ke Rp 2.820/unit.
Sedangkan untuk saham bank raksasa (big four) pada pagi hari secara mayoritas bergairah. Hanya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terpantau ambles 2,65% pada pagi hari ini.
Koreksi BBRI terjadi karena pada hari ini merupakan periode ex date dividen tunai (cash dividend) di pasar reguler dan negosiasi.
Sementara untuk saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau sudah melesat lebih dari 2%.
Saham-saham perbankan di RI kembali bergairah pada pagi hari ini, di tengah semakin meredanya sentimen dari krisis perbankan di global.
Di lain sisi, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Kamis dini hari waktu Indonesia juga menjadi sentimen positif bagi saham-saham perbankan di RI, meski pelaku pasar mengharapkan The Fed akan semakin bersikap dovish.
Sebelumnya, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,75-5,0%. Meski tetap menaikkan suku bunga, tetapi kenaikan ini sudah sesuai dengan prediksi pasar, berdasarkan alat CME FedWatch.
Namun, kenaikan suku bunga The Fed ini terjadi di tengah krisis perbankan AS yang mengguncang dunia. Keputusan The Fed tersebut menegaskan jika inflasi tetap menjadi pertimbangan utama The Fed.
Inflasi AS sebenarnya sudah melandai ke 6% (year-on-year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari 2023. Namun, masih jauh di atas target The Fed di kisaran 2%.
Chairman The Fed, Jerome Powell mengatakan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga karena adanya krisis perbankan.
Di lain sisi, prospek pembagian dividen saham perbankan di RI juga menjadi katalis positif, apalagi kinerja saham-saham perbankan besar di RI pada tahun lalu cenderung impresif.
Adapun pembagian dividen saham perbankan, terutama bank raksasa sudah dimulai pada Selasa lalu, di mana saham BBRI menjadi yang pertama membagikan dividen. Sedangkan pada hari ini merupakan periode cum date dividen BMRI di pasar reguler dan pasar negosiasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Saham Bank RI Kembali Bergairah, Ini Dia Penyebabnya
(chd/chd)