China dan India Sudah Bantu, Harga Batu Bara Tetap Lesu

Market - mae, CNBC Indonesia
21 March 2023 06:50
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG) Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara belum juga bangkit setelah terpuruk selama enam hari perdagangan lebih.

Pada perdagangan Senin (20/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 174,05 per ton. Harganya melandai 0,57%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 12 Januari 2022 atau 14 bulan terakhir.

Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif harga batu bara yang sudah melemah sejak Senin pekan lalu. Dalam enam hari perdagangan terakhir, harga pasir hitam sudah ambles 9,82%.

Pelemahan harga batu bara justru terjadi di tengah banyaknya sentimen positif. Di antaranya adalah proyeksi kenaikan permintaan batu bara dari India hingga menggeliatnya industri baja di China.

Permintaan batu bara India diperkirakan meningkat tajam selama musim panas April-Juni tahun ini.

Kebutuhan listrik selama April diperkirakan mencapai 229 giga watt (GW) di mana puncaknya akan terjadi pada 10 April 2023.

Kementerian Listrik India diperkirakan akan mengamankan kapasitas listrik sebesar 1.500 megawatt (MW) dari pembangkit batu bara yang bersumber dari batu bara impor.

Sementara itu, BUMN produsen batu bara India Coal india (CIL) akan menyuplai 156 juta ton batu bara pada April-Juni tahun ini.

CIL memasok batu bara sebanyak 153,2 juta ton pada April-Juni 2022, melonjak 20% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai catatan, India diterjang krisis listrik pada musim panas lalu karena lonjakan penggunaan listrik untuk pendingin. Pasokan batu bara di pembangkit India bahkan sampai pada tahap krisis.

Untuk menghindari persoalan serupa, India sudah meningkatkan produksi batu bara serta meminta produsen mengimpor batu bara secepatnya.

Kabar positif lain yang seharusnya menopang batu bara datang dari China. S&P Global memperkirakan produksi baja Tiongkok diperkirakan akan meningkat.

"Produksi baja China diperkirakan akan meningkat hingga akhir Maret sejalan dengan kenaikan permintaan musiman," tulis S&P dalam laporannya Market Movers Asia.

Kenaikan aktivitas baja China akan menguntungkan batu bara kokas karena menjadi salah satu bahan materialnya.

Untuk memenuhi kebutuhan batu bara kokas, Australia sudah memesan ke Australia. China sudah mengimpor batu bara sebanyak 207.236 ton pada Februari 2023 dari Australia, di mana sebagian besar adalah batu bara kokas.

Rusia sepertinya akan bersaing dengan Australia untuk menjadi pemasok batu bara kokas. Impor batu bara China, baik kokas dan thermal, dari Rusia mencapai 14,8 juta ton pada Januari-Februari 2022.

Namun, Indonesia masih menjadi pemasok terbesar batu bara buat China di mana mayoritas adalah batu bara thermal.

Tiongkok mengimpor batu bara sebanyak 34,78 juta ton dari Indonesia pada Januari-Februari 2023, melonjak 83% dibandingkan periode sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

India, Jerman, China Ramai-Ramai Tenggelamkan Harga Batu Bara


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading