Review Sepekan

Duh! Harga Batu Bara Kehilangan Tenaga, Kurang 'Obat Kuat'?

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 March 2023 13:00
eskcavator dan batu bara Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara acuan hingga pekan ini belum beranjak dari zona pelemahan. Bahkan sepanjang pekan ini saja, harga batu bara tidak mencatatkan pembalikan arah ke zona penguatan.

Sepanjang pekan ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak April 2023 terpantau ambruk 9,3% secara point-to-point (ptp).

Pada perdagangan Jumat (17/3/2023) akhir pekan ini, harga batu bara acuan terpantau terkoreksi 2,56% ke posisi US$ 175,05/ton. Pelemahan akhir pekan ini memperpanjang tren negatif harga batu bara. Bahkan sepanjang pekan ini, harga batu bara tidak mencetak penguatan sekalipun.

Harga batu bara jatuh setelah India dan Jerman mengirim kabar buruk. Menteri Kelistrikan India, RK Singh mengatakan Negara Gangga akan menurunkan kontribusi pembangkit listrik ke energi dari 72,3% saat ini menjadi 58,9% pada 2026-2027 hingga terus turun menjadi 49,9% pada 2031-2032.

Merujuk studi Central Electricity Authority (CEA), kapasitas pembangkit liginite terpasang turun dari 51,27% menjadi 28,7% hingga Maret 2023.

India merupakan konsumen terbesar kedua batu bara di dunia setelah China. Kebutuhan batu bara menembus 1 miliar ton lebih. Selain India, Jerman juga akan mengurangi produksi listrik batu bara.

FILE PHOTO: A worker walks past coal piles at a coal coking plant in Yuncheng, Shanxi province, China January 31, 2018. Picture taken January 31, 2018.  REUTERS/William Hong/File PhotoFoto: REUTERS/William Hong
FILE PHOTO: A worker walks past coal piles at a coal coking plant in Yuncheng, Shanxi province, China January 31, 2018. Picture taken January 31, 2018. REUTERS/William Hong/File Photo

Sebagai bagian dari rencana tersebut, pemerintah Jerman akan menutup tambang batu bara LEAG pada akhir 2030. Rencana penutupan tersebut maju delapan tahun dari rencana awal yakni 2038.

Jerman sudah berbicara dengan LEAG soal penutupan tersebut. LEAG merupakan pemilik tambang terbesar kedua di Jerman.

Pemerintah Jerman sebelumnya juga sudah mencapai kesepakatan dengan produsen listrik RWE AG untuk tidak lagi menggunakan batu bara pada 2030. Jerman berambisi untuk mengurangi emisi hingga dua pertiga dari saat ini dan menghasilkan 80% energi mereka dari energi baru dan terbarukan. Kontribusi pembangkit listrik batu bara saat ini berada di kisaran 30% dari total listrik yang diproduksi negara tersebut.

Sebelumnya, China juga sudah memberikan kabar buruk. Tiongkok mengumumkan kenaikan produksi pada Januari-Februari 2023. China juga diperkirakan tidak akan membeli harga batu bara kokas dari Australia secara besar-besaran karena masih lesunya industri dan mahalnya harga batu bara kokas.

Produksi batu bara China menembus 734,23 juta ton pada Januari-Februari 2023. Jumlah tersebut meningkat 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan produksi ini membuat China optimistis bisa menghadapi kebutuhan batu bara thermal dan bisa menekan impor.

Dengan melemahnya impor maka harga batu bara bisa terus tertekan mengingat China adalah konsumen terbesar batu bara di dunia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Harga Batu Bara Anjlok 5% dalam 2 Hari, Jauhi US$ 400/Ton


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading